Laporan Reporter Tribun Jogja, Ardhike Indah
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga menggelar dua kali wisuda pada Rabu dan Kamis (13-14/8/2025) dalam Wisuda Periode IV Tahun Akademik 2024/2025 yang digelar di Gedung Multipurpose kampus setempat.
Hari pertama, Rektor UIN Suka mewisuda 612 wisudawan melalui Sidang Senat Terbuka. Hari kedua, ada 556 wisudawan yang diwisuda.
Dalam pidatonya, Rektor UIN Sunan Kalijaga Prof. Noorhaidi Hasan mengungkapkan bahwa wisuda sebagai perayaan atas perjuangan panjang dan kerja keras.
Noorhaidi menegaskan bahwa keberhasilan para lulusan selaras dengan prestasi yang diraih kampus.
Tahun ini, UIN Sunan Kalijaga menduduki peringkat pertama Webometrics untuk PTKIN, meraih posisi teratas pada pemeringkatan SINTA, dan berada di peringkat pertama versi EduRank.
Namun, ia mengingatkan bahwa dunia saat ini telah berubah cepat.
“Kita hidup di era teknologi luar biasa, AI, dan big data, dan lain sebagainya yang mengubah wajah dunia kerja, pendidikan, bahkan relasi sosial. Dibutuhkan kemampuan beradaptasi, kecerdasan memanfaatkan peluang digital, berpikir kritis, belajar cepat, dan kebijaksanaan menghadapi tantangan,” katanya.
Baginya, teknologi hanyalah alat. “AI bisa menulis dan menganalisis, tetapi tidak memiliki nilai kemanusiaan, empati, dan akhlak,” ujarnya.
Karena itu, ia mendorong para lulusan mengasah soft skill, hard skill, dan deep skill, termasuk komunikasi lintas budaya, etika teknologi, kolaborasi dalam keberagaman, dan kepemimpinan yang berintegritas.
“Dengan wisuda ini, semuanya menjadi jelas. Pikiran kalian telah ditempa untuk berpikir kritis, bernalar dengan baik, dan siap terjun ke tengah masyarakat,” ujarnya.
“Wisuda adalah momen penyatuan kembali, saat kalian disambut gegap gempita untuk bergabung dalam kehidupan yang sesungguhnya, memikul tanggung jawab sebagai bagian dari anggota masyarakat,” tambahnya.
Noorhaidi juga menegaskan peran UIN Sunan Kalijaga sebagai pelopor integrasi-interkoneksi, menjadikan agama sebagai spirit dasar yang membimbing pengembangan pengetahuan.
Upaya ini terus diperkuat melalui kolaborasi internasional, seperti program double degree dengan University of Edinburgh, perguruan tinggi kenamaan peringkat 19 dunia, dan SOAS University of London, sebuah program untuk jenjang sarjana Bernama International Undergraduate Program (IUP) yang memberi kesempatan mahasiswa menambah pengalaman di level global.
“UIN Sunan Kalijaga adalah ruang dialog peradaban, tempat bertemunya tradisi dan inovasi, teks dan konteks, lokalitas dan globalitas,” tuturnya.
Ia menilai pengetahuan yang dimiliki hari ini bisa saja usang esok hari. Namun, kemampuan untuk beradaptasi, berpikir logis dan kritis, serta bersikap bijaksana merupakan modal penting yang akan selalu relevan dalam menghadapi berbagai perubahan.
“Jadikan momen ini sebagai awal perjalanan kehidupan nyata yang penuh tantangan. Kini saatnya kalian melangkah ke dunia luas, membawa cahaya ilmu. Selamat jalan, para sarjana,” pungkasnya. (Ard)
Baca juga: UIN Jogja Terjunkan 14 Mahasiswa Difabel dalam KKN