Laporan Reporter Tribun Jogja, Dewi Rukmini
TRIBUNJOGJA.COM, KLATEN - Pemerintah Desa Demakijo di Kecamatan Karangnongko, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah menyulap lahan rawa di wilayahnya menjadi lebih produktif.
Mereka memanfaatkan material disposal atau tanah buangan hasil galian kontruksi proyek jalan tol yang melewati Desa Demakijo sebagai tanah uruk lahan rawa tersebut.
Sehingga lahan tidak produktif itu bisa ditanami kembali.
Kepala Desa Demakijo, Ery Karyatno, mengatakan total ada seluas 2,5 hektare lahan rawa yang kini disulap menjadi lahan produktif.
Lahan yang berada di dekat ruas jalan Tol Jogja-Solo itu dikatakan sejak dulu tidak bisa ditanami karena sering terendam air seperti rawa-rawa.
"Terus karena ada proyek pembangunan tol, kami cari cara bagaimana bisa memanfaatkan urukan atau disposal-nya. Akhirnya kami minta untuk bisa menguruk (menimbun) lahan seluas 2,5 hektare itu agar bisa ditanami. Kemudian diuruk sekitar 30 sentimeter (cm)," ungkap Ery kepada Tribun Jogja, Senin (4/8/2025).
Setelah diuruk, sebagian lahan tersebut kini dimanfaatkan oleh anak-anak muda yang tergabung dalam kelompok Petani Milenial Desa Demakijo untuk membudidayakan produksi benih melon.
Artinya tanaman melon yang ditanam di lahan seluas 7.000-an meter persegi itu dibudidayakan untuk dipanen bijinya agar bisa menjadi benih melon.
"Jadi tanamannya untuk produksi benih, bukan konsumsi. Biji buah melonnya nanti diambil untuk pembenihan. Sudah panen satu kali dan kami bekerja sama dengan PT untuk menampung biji-biji melon yang diasuh oleh petani milenial," jelas dia.
Baca juga: Tanggapan Bupati Klaten Soal Petani Milenial di Desa Demakijo
Ery menyebut, total anggota kelompok petani milenial di Desa Demakijo mencapai 22 orang.
Mereka terdiri atas warga Desa Demakijo yang berusia sekitar 20-35 tahun.
Dikatakan, kelompok petani milenial tersebut sudah berdiri sejak beberapa tahun terakhir.
"Kami selalu memotivasi bahwa petani itu adalah profesi dan kalau bertani dengan benar sesuai mekanismenya. Maka penghasilannya bisa tidak kalah dengan yang bekerja di pabrik atau sektor usaha lainnya. Sehingga Alhamdulillah sekarang banyak anak-anak muda sudah mulai terjun ke dunia pertanian," ujarnya.
Pihaknya melanjutkan, kini lahan tersebut juga mendukung kegiatan pusat pelatihan pertanian dan pedesaan swadaya (P4S).