Soal ASPD SMP Diduga Bocor

Polisi Amankan 21 Pelajar di Jogja Terkait Demo ASPD, Diminta Teken Pernyataan Tak Ulangi Perbuatan

Penulis: Hanif Suryo
Editor: Yoseph Hary W
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

RUANG UJIAN ASPD: Foto ilustrasi ruang ujian ASPD. Menyusul ajakan demo kebocoran soal ASPD di DIY pada Mei 2025, jajaran Polresta Yogyakarta mengamankan 21 siswa dan diminta menandatangani surat pernyataan untuk tidak mengulangi perbuatan serupa.

TRIBUNJOGJA.COM- Kepolisian Resor Kota (Polresta) Yogyakarta mengamankan 21 siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) pada Rabu (7/5/2025) menyusul tersebarnya pamflet digital berisi ajakan unjuk rasa terkait dugaan kebocoran soal Asesmen Standarisasi Pendidikan Daerah (ASPD). 

Pamflet yang beredar luas melalui aplikasi pesan instan WhatsApp tersebut mengajak siswa dari seluruh DIY untuk berkumpul di SMP Negeri 10 Yogyakarta.

Dalam pamflet tersebut tertulis ajakan, “Demo siswa SMP se-DIY menuju SMP 10 YK, No Sajam, No ugal-ugalan. Pada Hari Rabu demo keadilan persoalan bocoran soal ASPD. Pada hari Rabu pulang ujian ASPD.”

Kapolresta Yogyakarta, Kombes Pol Aditya Surya Dharma, mengonfirmasi bahwa pihaknya telah mengamankan puluhan pelajar dari beberapa titik lokasi, termasuk yang sempat tiba di SMP Negeri 10.

“Sebanyak 21 siswa telah kami amankan. Ada yang diamankan langsung oleh personel Polresta, sebagian lainnya oleh jajaran Polsek,” ujar Aditya saat dihubungi pada Kamis (8/5/2025).

Setelah diamankan, para pelajar tersebut didata oleh aparat kepolisian dan diminta membuat surat pernyataan bersama orang tua masing-masing untuk tidak mengulangi perbuatan serupa.

“Mereka kita data dan minta menandatangani surat pernyataan. Kami juga minta orang tua datang ke kantor,” tambahnya. 

Ia menegaskan bahwa aksi massa pelajar tersebut tidak sempat berkembang menjadi kericuhan.

Aditya menjelaskan bahwa para pelajar yang diamankan berasal dari berbagai sekolah, dengan sebagian besar berasal dari wilayah Kabupaten Bantul, dan beberapa dari Sleman.

“Mayoritas siswa yang kami amankan berasal dari Bantul, tetapi ada juga yang dari Sleman,” ujarnya.

Menurutnya, ajakan untuk berkumpul dan berdemo di SMP Negeri 10 Yogyakarta muncul akibat sebaran pamflet digital yang beredar melalui media sosial dan aplikasi perpesanan. 

“Ajakan itu dari media sosial. Kalau soal kaitan dengan kebocoran soal, silakan konfirmasi ke Disdikpora karena masih dalam proses investigasi,” kata Aditya.

Diberitakan sebelumnya, Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Daerah Istimewa Yogyakarta menegaskan tidak ada kebocoran soal Asesmen Standarisasi Pendidikan Daerah (ASPD) tingkat SMP. 

Meski demikian, dua soal yang diduga mirip dengan soal yang tersebar di media sosial dipastikan tidak digunakan dalam penilaian dan ditetapkan sebagai soal bonus.

Kepala Disdikpora DIY, Suhirman, menyampaikan bahwa pihaknya telah menelusuri dan mengklarifikasi persoalan ini. 

Halaman
123

Berita Terkini