Kedua mahasiswa sepakat bahwa dukungan dosen TB sangat vital.
“Dosen terbuka terhadap ide mahasiswa, bahkan memfasilitasi laboratorium dan pendanaan riset,” ungkap Aryo.
Jere menambahkan, bimbingan dosen juga membantunya merencanakan studi lanjut S3.
Prodi TB UGM, dengan pendekatan multidisiplinnya, terbukti menjadi wadah ideal bagi mahasiswa seperti Aryo dan Jere untuk mengembangkan inovasi berbasis teknologi dan kesehatan.
Kisah mereka membuktikan bahwa kombinasi antara multidisiplin keilmuan, manajemen waktu, life long learning, adalah resep sukses untuk keberhasilan menciptakan hasil riset yang aplikatif.
Bagi mahasiswa yang ingin berkontribusi di dunia medis-teknologi, Prodi Magister TB UGM menawarkan ekosistem riset yang dinamis—tempat di mana inovasi-inovasi brilian bisa diwujudkan. (*)