TRIBUNJOGJA.COM, YOGYAKARTA - Tony Dwi Susanto, PhD., dosen Program Studi Sistem Informasi ITS Surabaya, terpilih untuk memimpin Asosiasi Sistem Informasi Indonesia (AISINDO) untuk periode 2025-2029.
Pemilihan ini dilakukan dalam Musyawarah Kerja Nasional (MUKERNAS) AISINDO yang diselenggarakan, Sabtu (15/2/2025) di Prodi Sistem Informasi, Jurusan Informatika, Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Yogyakarta, Jl. Babarsari No.2, Tambakbayan, Yogyakarta.
Acara ini dihadiri oleh akademisi, praktisi, dan peneliti sistem informasi dari berbagai perguruan tinggi dan institusi di Indonesia, antara lain Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Universitas Mercu Buana Yogyakarta (UMBY), Universitas Amikom, Universitas Alma Ata, Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Universitas Trunojoyo, dan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Selain itu, AISINDO Indonesia Chapter yang mengorganisir MUKERNAS ini merupakan bagian dari organisasi internasional, Association for Information Systems (AIS), yang memiliki 52 chapter di 52 negara dengan lebih dari 100 negara anggota.
MUKERNAS kali ini bertujuan untuk membentuk pengurus baru AISINDO serta menyusun program kerja yang relevan dengan perkembangan bidang sistem informasi di Indonesia.
Tony Dwi Susanto, menjelaskan bahwa sebagai asosiasi profesi yang berfokus pada teknologi informasi, AISINDO memiliki tanggung jawab besar dalam berkontribusi terhadap perkembangan Indonesia melalui penerapan teknologi informasi.
Salah satu langkah pertama yang akan dilakukan adalah pengembangan kurikulum sistem informasi yang berstandar internasional, namun tetap mempertimbangkan konteks lokal Indonesia.
"Kurikulum ini akan mengadopsi standar internasional namun tetap bisa mengakomodasi kekhasan Indonesia, yang mencakup masalah sosial dan budaya yang spesifik di tanah air," kata Tony.
Selain itu, AISINDO juga akan mendorong penelitian dan pengembangan keahlian dalam bidang sistem informasi, khususnya yang berfokus pada interaksi antara teknologi informasi, manusia, dan organisasi.
Menurut Tony, masalah sosial seperti perjudian online, bullying digital, serta masalah keamanan dan data, adalah isu yang semakin relevan di Indonesia dan menjadi fokus dari pengembangan sistem informasi.
Tony juga mengusulkan pentingnya pengembangan sertifikasi profesi dalam bidang sistem informasi, mirip dengan profesi akuntansi.
Sertifikasi ini bertujuan untuk menjamin kualitas profesional di bidang teknologi informasi, yang mencakup pengetahuan tentang teknologi serta pemahaman mendalam mengenai aspek sosial dan organisasi.
Kerja sama antar negara juga akan menjadi fokus utama. Dengan 52 chapter AIS di seluruh dunia, Tony menekankan pentingnya memanfaatkan jejaring global ini untuk meningkatkan kualitas pendidikan serta memberikan pengalaman kerja praktis bagi mahasiswa.
Program-program ini juga akan membantu mengatasi tantangan seperti ketidakpercayaan terhadap kualifikasi dan inflasi IPK.
"Indonesia sebagai negara berkembang harus memanfaatkan sumber daya global untuk memperkuat program studi sistem informasi dan memastikan kualitas pendidikan serta pengajaran yang relevan dengan kebutuhan industri," tambahnya.
Kajian Terkait Platform Digital dan Tanggung Jawab Penyedia Layanan
Selain itu, AISINDO juga sudah melakukan kajian mengenai peraturan platform digital, yang berkaitan dengan tanggung jawab penyedia layanan komunikasi terhadap penyalahgunaan platform untuk kegiatan ilegal seperti perjudian online.
AISINDO mengusulkan agar penyedia layanan yang mengetahui adanya penyalahgunaan platform, seperti perjudian online, bertanggung jawab terhadap hal tersebut.
Adapun hari pertama MUKERNAS, selain pemilihan pengurus baru dan pembahasan program kerja, peserta juga mengikuti Workshop Kurikulum Program Studi, yang membahas pentingnya kurikulum dalam pembelajaran sistem informasi.
Workshop ini bertujuan untuk memastikan bahwa kurikulum yang diterapkan relevan dengan perkembangan industri dan kemajuan teknologi saat ini.
Pada hari kedua, workshop berfokus pada pendekatan Outcome-Based Education (OBE) dalam penyusunan kurikulum, yang berfokus pada kompetensi dan hasil belajar mahasiswa.
Sesi lainnya membahas metodologi penelitian dan topik-topik terkini dalam bidang sistem informasi yang relevan untuk dunia akademik dan industri.
Panitia MUKERNAS, Hartarto, menyampaikan harapannya agar kegiatan MUKERNAS ini bisa memperkuat jejaring antar praktisi, akademisi, dan peneliti dalam bidang sistem informasi di Indonesia.
"Dengan adanya jejaring ini, kita dapat lebih memperkuat posisi Indonesia dalam pengembangan teknologi informasi, terutama dalam aspek organisasi dan manusia," ujarnya.
AISINDO, sebagai asosiasi profesi yang mewadahi akademisi, praktisi, dan peneliti sistem informasi di Indonesia, memiliki peran penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan, penelitian, serta mendukung perkembangan kurikulum dan pengajaran yang relevan dengan kebutuhan industri dan masyarakat.
Dengan adanya pengurus baru yang dipimpin oleh Tony Dwi Susanto, diharapkan AISINDO dapat terus berperan aktif dalam pengembangan sistem informasi di Indonesia.