قُلْ يَٰٓأَهْلَ ٱلْكِتَٰبِ تَعَالَوْا۟ إِلَىٰ كَلِمَةٍ سَوَآءٍۭ بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمْ أَلَّا نَعْبُدَ إِلَّا ٱللَّهَ وَلَا نُشْرِكَ بِهِۦ شَيْـًٔا وَلَا يَتَّخِذَ بَعْضُنَا بَعْضًا أَرْبَابًا مِّن دُونِ ٱللَّهِ ۚ فَإِن تَوَلَّوْا۟ فَقُولُوا۟ ٱشْهَدُوا۟ بِأَنَّا مُسْلِمُونَ
Katakanlah (Nabi Muhammad), “Wahai Ahlulkitab, marilah (kita) menuju pada satu kalimat (pegangan) yang sama antara kami dan kamu, (yakni) kita tidak menyembah selain Allah, kita tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun, dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan-tuhan selain Allah.” Jika mereka berpaling, katakanlah (kepada mereka), “Saksikanlah bahwa sesungguhnya kami adalah orang-orang muslim.”
5. Disunnahkan idhthija’ (berbaring) ke sebelah kanan setelah melaksanakan shalat Sunnah Fajar.
Hal ini biasa dilakukan oleh Rasulullah,
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ: كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا صَلَّى رَكْعَتَيْ الْفَجْرِ اضْطَجَعَ عَلَى شِقِّهِ الْأَيْمَنِ
Dari Aisyah, ia berkata, “Nabi biasa jika selesai shalat dua rakaat Fajar, beliau berbaring ke sebelah kanannya.” (HR Bukhari: 1090)
Baca juga: Malam Nuzulul Quran: Sejarah, Amalan Sunnah dan 5 Bacaan Doa
Shalat Sunnah fajar merupakan amalan ringan, namun memiliki nilai yang sangat besar di sisi Allah.
Sebuah ibadah ringan dengan pahala besar, bukankah itu sebuah investasi akhirat yang luar biasa?
Dengan memahami kekhususannya, diharapkan umat muslim dapat menjadinnya kebiasaan yang konsisten dalam kehidupan sehari-hari.
(MG Alya Hasna Khoirunnisa)