DP3AP2 DIY Mengentaskan Kemiskinan dan Berdayakan Perempuan Rentan Melalui Desa Prima 

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk (DP3AP2) DIY, Erlina Hidayati Sumadi (kanan) dan Anggota DPRD DIY, Tustiyani (kiri) dalam podcast Family Talk, Kamis (07/11/2024).

Laporan Reporter Tribun Jogja, Christi Mahatma Wardhani

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk (DP3AP2) DIY memberdayakan perempuan rentan melalui program Desa Prima.

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk (DP3AP2) DIY, Erlina Hidayati Sumadi menerangkan Desa Prima berawal dari program nasional untuk memberdayakan perempuan dari sisi ekonomi.

Sehingga dibentuklah kelompok-kelompok ekonomi produktif.

Seiring berjalannya waktu, program Desa Prima dikembangkan oleh daerah.

Dengan begitu pelaksanaan Desa Prima di masing-masing daerah berbeda.

“Daerah Istimewa Yogyakarta memilih mengembangkan desa prima lebih holistik lagi. Tidak hanya dari sisi ekonomi tetapi juga keberdayaan perempuan, sehingga memasukkan konten lainnya, seperti perlindungan anak, perlindungan perempuan, ketahanan keluarga, kesehatan reproduksi, pengendalian penduduk, dan lainnya,” terangnya.

Program Desa Prima di DIY beranggotakan perempuan miskin dan kerentanan lainnya.

Kerentanan lainnya meliputi kepala keluarga perempuan, perempuan disabilitas, perempuan dengan HIV/AIDS, eks lapas, perempuan dengan anggota keluarga ODGJ, hingga penyintas kekerasan.

“Jadi mereka (anggota kelompok desa prima) sebelumnya sudah produksi, tetapi skalanya rumahan, dititipkan ke tetangga. Kemudian dibentuk kelompok. Kami memberikan pembinaan, kuncinya di pembinaan,” katanya.

Baca juga: Wagub DIY Sampaikan Pendapat Gubernur DIY Terkait Tiga Raperda Inisiatif DPRD DIY

“Kami juga berikan pelatihan-pelatihan yang sesuai, karena tujuannya agar produksi meningkat dan kualitasnya meningkat, dan akhirnya bisa memberikan kesejahteraan. Termasuk pemasaannya, ada kelompok yang sudah kami buatkan showroom, kemudian kami link-kan dengan pengelola wisata agar bisa jadi oleh-oleh. Pendampingan ini diperlukan agar produksi mereka berkelanjutan,” sambungnya.

Menurut dia, masalah ekonomi bukan menjadi satu-satunya hambatan bagi perempuan untuk berdaya.

Terkadang, perempuan tidak mendapat dukungan dari suami atau keluarganya. 

Apalagi perempuan sering dikaitkan dengan urusan domestik, salah satunya mengurus anak.

Ketika perempuan ingin berdaya, kadang muncul masalah pengasuhan anak.

Halaman
12

Berita Terkini