Ia juga berharap agar pertemuan ke depan bisa menghasilkan kesepakatan yang menguntungkan kedua belah pihak.
"Harapannya agar ada kesepakatan dan solusi ke depan," tambahnya.
Johanes mengatakan, permintaan utama para pedagang adalah agar mereka bisa berjualan di Kampung Seni Borobudur.
“Tadi sudah kita dengar, permintaan dasarnya adalah agar bisa berdagang lagi. Itu yang kami perjuangkan,” katanya.
Johanes juga menyinggung ketidaksesuaian data antara pedagang dan PT TWC. Hal itu disinyalir menyebabkan ada pedagang yang belum kebagian lapak.
Awalnya data menunjukkan ada 1.943 pedagang yang akan direlokasi termasuk pedagang yang tergabung dalam SKMB, namun setelah dilakukan verifikasi ulang, muncul perbedaan angka.
"Ada ketidakcocokan data yang perlu kami konfirmasi ulang. Harapannya, semua pedagang bisa ditampung," tuturnya.
Sementara ketua SKMB, Muhammad Zulianto menyebut ada sekitar 350 pedagang yang tak dapat tempat relokasi di Kampung Seni Borobudur.
Mereka menuntut PT TWC untuk segera melakukan pembagian lapak agar mereka dapat kembali berjualan.
"Harapannya, kami bisa secepatnya masuk ke Kujon. Kita tidak di bawah paguyuban mana pun, kita merdeka mendapat (lapak) dari pihak TWC selaku pemangku kebijakan di sana memberikan kios sesuai data yang ada," jelasnya. ( Tribunjogja.com )