Setelah Robert Hooke, tepatnya tahun 1674, seorang ilmuwan asal Belanda bernama Antonie Van Leeuwenhoek juga menciptakan sebuah mikroskop.
Beliau mengamati sampel dari air, danau, kerokan dari gigi dan gusi, serta air dari talang hujan.
Leeuwenhoek sangat terkejut melihat berbagai macam bentuk organisme tersebut.
Beliau menyebut organisme tersebut animalcula yang artinya binatang yang sangat kecil.
Meski pada saat itu, mereka belum memiliki alat-alat yang canggih, namun rasa ingin tahu mereka yang tinggi tidak menghalangi mereka untuk menggali lebih dalam tentang sel dan alam sekitar.
Penemuan mereka menjadi titik terang bagi ilmuwan lain untuk meneliti sel.
Hal tersebut juga berlaku untuk kalian, walaupun dengan alat yang terbatas, tidak menutup kemungkinan kalian dapat menjadi seorang penemu atau peneliti, asalkan memiliki keinginan yang kuat untuk selalu belajar.
3. Mikroskop Cahaya dan Mikroskop Elektron
Setelah penemuan mikroskop dari Robert Hooke dan Antonie Van Leeuwenhoek, para ilmuwan berlomba-lomba untuk menciptakan mikroskop serta mengamati makhluk hidup di sekitar mereka.
Segala sesuatu yang hanya dapat diamati di bawah mikroskop disebut mikroskopi, baik itu benda mati ataupun makhluk hidup.
Beberapa mikroskop menggunakan cahaya yang merambat melalui lensa untuk menghasilkan suatu bayangan yang diperbesar, mikroskop tersebut dinamakan mikroskop cahaya.
Mikroskop cahaya dibagi menjadi dua jenis yaitu mikroskop monokuler dan binokuler.
Perbedaan dari kedua mikroskop tersebut terletak pada bagian atas dari mikroskop yang disebut dengan lensa okuler.
Jumlah lensa okuler pada mikroskop binokuler memiliki dua lensa.
Selain mikroskop cahaya, beberapa mikroskop menggunakan sinar atau radiasi dari elektron karena disebut mikroskop elektron.