Dilansir Reuters, konglomerat yang dijuluki ”Bill Gates Inggris” itu dijerat dalam kasus penipuan 11 miliar dollar AS.
Ia dituding menipu dalam penjualan perusahaannya, Autonomy, ke Hewlett-Packard pada 2011.
Atas dugaan itu, dia diekstradisi ke AS.
Ia terancam penjara 20 tahun atas 15 dakwaan. Jaksa menuding Lynch bersama sejumlah petinggi Autonomy, termasuk manajer keuangan, Stephen Chamberlain, menggelembungkan nilai perusahaan.
Salah satu alasannya, nilai perusahaan terpangkas hampir 4 miliar dollar AS hanya dalam setahun sejak dibeli Hewlett-Packard.
Pada Juni 2024, pengadilan San Franciso membebaskan Lynch dari semua dakwaan. Meski demikian, kasus itu belum ditutup.
Dalam kasus itu, Direktur Keuangan Autonomy Sushovan Hussain divonis lima tahun oleh pengadilan Inggris.
Pada 2022, pengadilan London menetapkan Lynch bersalah menipu Hewlett-Packard.
Akibatnya, perusahaan AS itu membayar terlalu mahal untuk pembelian Autonomy.
Pengadilan belum menetapkan ganti rugi atau denda yang harus dibayar Lynch.
Selepas putusan pengadilan San Francisco, Lynch buka suara lewat wawancara dengan BBC.
Ia menyebut, alasan pembebasannya karena punya cukup materi yang bisa membuatnya tidak terjerumus dalam proses yang dirancang untuk menyingkirkannya. (*)