Aura duka tampak terpancar di wajah-wajah mereka. Sesekali isakan tangis terdengar saat tokoh agama setempat membacakan doa untuk korban.
Isak tangis pun pecah ketika peti jenazah korban mulai diberangkatkan ke tempat peristirahatan terakhir.
Peti jenazah korban dipanggul oleh sejumlah siswa pasukan Paskibraka SMA Negeri 1 Cawas.
Peti tersebut kemudian dimasukkan ke dalam mobil ambulance untuk diantar ke pemakaman umum Dusun Sepi, Desa Barepan, yang berlokasi sekitar 1 km dari rumah duka.
6. Keluarga korban sebut itu musibah
Paman korban, Suparno (53), mengaku mendapatkan kabar duka itu pada Senin (8/7/2024) sore setelah kejadian.
Ia mengatakan saat mendapat kabar tersebut pihak keluarga korban sangat syok.
"Setelah kejadian, kami dari pihak keluarga syok. Tapi setelah dipikir-pikir semua itu adalah musibah. Sehingga kami dari pihak keluarga sudah bicara dengan bapak ibunya, semua keluarga bisa menerima itu sebagai musibah," ucap Suparno kepada awak media, Selasa (9/7/2024).
7. FN sosok yang pintar
Suparno mengungkapkan korban adalah anak kedua dari empat bersaudara.
Korban pun dikenal sebagai anak yang rajin, baik, dan ramah kepada orang lain serta keluarga.
"Anaknya baik, rajin salat. Di kampung juga terkenal baik, begitu juga di sekolah. Dia menjadi Ketua OSIS dan pintar," paparnya.
( Tribunjogja.com / Dewi Rukmini / Bunga Kartikasari )