Apa Itu Tradisi Nawu Sendang Seliran di Makam Raja Mataram Kotagede? Begini Sejarahnya

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Salah satu prosesi dalam acara Nawu Sendang Selirang di Komplek Masjid Besar Mataram Kotagede, Minggu (18/5). Upacara Nawu Sendang Selirang adalah upacara pembersihan dua sendang yakni sendang kakung dan sendang putri.

 

TRIBUNJOGJA.COM. KOTAGEDE - Tradisi Nawu Sendang Seliran di Kompleks Makam Raja Mataram, Kemantren Kotagede, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) tahun ini akan digelar para Minggu Pahing, 2 Besar 1957 Tahun Jawa atau Minggu, 9 Juni 2024.

Jika diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia, arti kata “Nawu Sendang” adalah “Menguras Sendang”.

Mengutip Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kbbi.kemdikbud.go.id, Sendang adalah kolam di pegunungan dan sebagainya yang airnya berasal dari mata air yang ada di dalamnya, biasanya dipakai untuk mandi dan mencuci, airnya jernih karena mengalir terus. Sendang juga didefinisikan sebagai sumber air.

Bagaimana sejarah Tradisi Nawu Sendang di Kompleks Makam Raja Mataram Kotagede?

Berikut penjelasan sejarah Tradisi Nawu Sendang di Kotagede, seperti dikutip Tribunjogja.com dari laman resmi Dinas Kebudayaan Provinsi DIY budaya.jogjaprov.go.id.

Sejarah Tradisi Nawu Sendang di Kotagede

Kirab Budaya Ambengan Ageng dan Gunungan Kuliner Nawu Jagang Masjid Mataram Sendang Seliran di Desa Jagalan, Banguntapan, Bantul, Minggu (29/4/2018) (Tribun Jogja/ Ahmad Syarifudin)

Tradisi Nawu Sendang Seliran merupakan tradisi membersihkan kolam yang berada di bekas lingkungan Kerajaan Mataram Awal di Kotagede.

Biasanya tradisi Nawu Sendang Seliran dilakukan oleh para abdi dalem Kraton Kasultanan Yogyakarta dan Kasunanan Surakarta di Kompleks Makam Raja Mataram.

Tidak ada yang tahu pasti kapan Tradisi Nawu Sendang di Kotagede dimulai.

Namun, tradisi ini diyakini sudah ada sejak Kerajaan Mataram berdiri di Kotagede. 

Lokasi situs ini berada di tiga kampung di Kemantren Kotagede, yaitu Kampung Jagalan, Kampung Wirokerten, dan Kampung Purbayan. 

Semula, Nawu Sendang Seliran hanya tradisi yang sempat dilupakan karena tidak ada orang yang melestarikannya.

Barulah pada tahun 2009, Tradisi Nawu Sendang Selirang mulai dihidupkan lagi oleh sekelompok masyarakat di Kotagede. 

Bahkan, tradisi ini mampu menarik minat wisatawan karena dikemas dengan konsep menarik sebagai pertunjukan.

Prosesi Nawu Sendang Seliran

Prosesi kirab budaya Ambengan Ageng di Desa Jagalan, Banguntapan, Bantul, Minggu (29/4/2018) (Tribun Jogja/ Ahmad Syarifudin)

Prosesi Nawu Sendang Seliran memiliki serangkaian acara pagelaran budaya yang berlangsung selama 5 hari.

Halaman
123

Berita Terkini