TRIBUNJOGJA.COM - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) telah merilis laporan aktivitas Gunung Merapi periode 17 - 23 Mei 2024.
Laporan tersebut dibagikan pihak BPPTKG melalui akun Twitter resmi @BPPTKG, Jumat (24/5/2024).
Berikut riwayat kegempaan Gunung Merapi minggu ini berdasarkan laporan BPPTKG:
- 5 kali gempa Vulkanik Dangkal (VTB)
- 65 kali gempa Fase Banyak (MP)
- 2 kali gempa Frekuensi Rendah (LF)
- 508 kali gempa Guguran (RF)
- 8 kali gempa Tektonik (TT)
Baca juga: Ribuan Pelancong Kunjungi Lereng Gunung Merapi Sleman saat Libur Waisak
BPPTKG dalam laporan resminya menyebutkan, intensitas kegempaan pada minggu ini lebih rendah dibandingkan minggu lalu.
Berdasarkan hasil pengamatan visual dan instrumental, maka BPPTKG menyimpulkan bahwa aktivitas vulkanik Gunung Merapi yang masih cukup tinggi berupa aktivitas erupsi efusif.
Status aktivitas Gunung Merapi minggu ini ditetapkan dalam tingkat "SIAGA" (Level 3).
Daftar daerah potensi bahaya
Potensi bahaya Gunung Merapi saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya. Daerah potensi bahaya meliputi :
- Sungai Boyong (sejauh maksimal 5 km)
- Sungai Bedog (sejauh maksimal 7 km)
- Sungai Krasak (sejauh maksimal 7 km)
- Sungai Bebeng (sejauh maksimal 7 km)
- Sungai Woro (sejauh maksimal 3 km)
- Sungai Gendol (sejauh maksimal 5 km)
Lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
BPPTKG menyebutkan, data pemantauan menunjukkan suplai magma masih berlangsung. Hal ini dapat memicu terjadinya awan panas guguran di dalam daerah potensi bahaya.
Rekomendasi BPPTKG
Pihak BPPTKG merekomendasikan agar masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apa pun di daerah potensi bahaya.
Selain itu, masyarakat diminta untuk mewaspadai bahaya lahar dan awan panas guguran (APG) terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.
Lebih lanjut, masyarakat perlu mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi.
Jika terjadi perubahan aktivitas Gunung Merapi yang signifikan maka tingkat aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali.
BPPTKG juga menyarankan agar Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sleman, Pemkab Magelang, Pemkab Boyolali dan Pemkab Klaten melakukan upaya-upaya mitigasi dalam menghadapi ancaman bahaya erupsi Gunung Merapi yang terjadi saat ini seperti peningkatan kapasitas masyarakat dan penyiapan sarana prasarana evakuasi.
Informasi lebih lanjut silakan kunjungi laman resmi BPPTKG https://bpptkg.esdm.go.id dan https://magma.esdm.go.id. (Tribunjogja.com/ANR)