Korea Utara Gelar Simulasi Perang Nuklir, Luncurkan Rudal Jarak Menengah

Penulis: Hari Susmayanti
Editor: Hari Susmayanti
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Peluncuran rudal Korea Utara ditayangkan program berita tv di Stasiun Kereta Api Seoul, Korea Selatan, Rabu (2/11/2022). Penembakan rudal Korut ke Korsel memicu peringatan berlindung bagi para penduduk di lepas pantai timur Negeri Ginseng.

TRIBUNJOGJA.COM, PYONGYANG - Korea Utara menggelar latihan simulasi perang dengan menggunakan senjata nuklir.

Latihan perang ini ditandai dengan peluncuran roket superbesar sebagai bentuk balasan terhadap musuh yang telah melakukan serangan ke negaranya.

Dalam latihan perang ini, Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengawasi secara langsung simulasi perang nuklir tersebut.

Latihan perang ini dilaksanakan pada Senin (22/4/2024) kemarin.

Media pemerintah Korea Utara KCNA sendiri sudah mempublish kegiatan latihan perang ini pada Selasa (23/4/2024) hari ini.

Peluncuran rudal superbesar oleh Korea Utara ini sempat terdeteksi oleh radar milik Korea Selatan dan Jepang.

Rudal balistik jarak pendek itu diluncurkan dari wilayah di dekat ibu kota Pyongyang ke arah laut timur.

Menurut laporan KCNA yang dikutip dari Kompas.com, latihan ini merupakan demonstrasi pertama sistem pengelolaan dan pengendalian senjata nuklir yang disebut “Haekbangashoe,” atau “pemicu nuklir”.

Laporan tersebut menggambarkan latihan bertujuan untuk menunjukkan kekuatan dan beragam cara serangan kekuatan nuklir Korea Utara di tengah ketegangan yang semakin mendalam dengan Amerika Serikat dan Korea Selatan.

Dalam latihan simulasi perang nuklir tersebut, militer Korea Utara menembakan setidaknya 4 roket dari kendaraan peluncur.

Sementara Kim Jong Un menyaksikannya dari pos pengamatan.

Baca juga: Korea Utara Siapkan Hulu Ledak Besar untuk Rudal Jelajah Hwasal-1 Ra-3

Roket-roket yang diluncurkan tersebut melesat sejauh 352 kilometer dan mengenai sasaran yang sudah ditetapkan di pulau tersebut.

Latihan tersebut memverifikasi keandalan sistem komando, manajemen, kendali dan operasi seluruh kekuatan nuklir Korea Utara.

KCNA mengatakan Kim puas dengan latihan tersebut, yang menurutnya menunjukkan bagaimana militer bersenjata nuklirnya memperluas ruang operasi serangan nuklir taktis dan mendiversifikasinya.

Dia mengatakan latihan ini sangat penting untuk mempersiapkan kekuatan nuklir Korea Utara agar dapat dengan cepat dan tepat melaksanakan misi penting untuk mencegah perang dan mengambil inisiatif dalam perang kapan pun dan dalam situasi apa pun.

Komentar tersebut mencerminkan doktrin nuklir Korea Utara yang semakin meningkat, yang memberikan wewenang kepada militer untuk melancarkan serangan nuklir preventif terhadap musuh jika negara tersebut merasa kepemimpinannya berada dalam ancaman.

Sementara Kepala Staf Gabungan Korea Selatan mengatakan, senjata-senjata dari peluncuran hari Senin terbang sekitar 300 kilometer sebelum jatuh di perairan antara Semenanjung Korea dan Jepang.

Jarak tersebut menunjukkan bahwa senjata tersebut kemungkinan akan menargetkan lokasi di Korea Selatan.

Menanggapi ancaman nuklir Korea Utara yang terus berkembang, Amerika Serikat dan Korea Selatan telah memperkuat latihan militer bilateral dan latihan trilateral dengan Jepang.

Negara-negara tersebut juga mempertajam strategi pencegahan nuklir yang dibangun berdasarkan aset-aset strategis AS.

Peluncuran terbaru ini terjadi beberapa hari setelah Korea Utara mengumumkan pada hari Sabtu bahwa mereka menguji hulu ledak rudal jelajah superbesar dan rudal anti-pesawat baru di wilayah pesisir barat awal pekan lalu. (*)

 

Berita Terkini