"Modul ini nantinya yang akan memandu lokal-lokal champion, aktor-aktor penggerak kebudayaan di banyak tempat. Sehingga mereka bisa memajukan, mengembangkan, serta memanfaatkan kebudayaan di tempatnya masing-masing," ulasnya.
Baca juga: Ratusan Siswa Ikuti Festival Pekan Olahraga Disabilitas di DI Yogyakarta
Untuk penyempurnaan penyusunan panduan atau modul ini, selain menggandeng Direktorat PPK Kemendikbud RI, Begawai Nusantara juga menggandeng beberapa akademisi.
Diantaranya, akademisi Universitas Gajah Mada ( UGM ) Lono Simatupang dan Kurniawan Adi Saputro akademisi dari Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta.
Selain itu, Kusen Alipah Hadi dari Yayasan Umar Kayam, serta Anom Astika dari program pemajuan Kebudayaan Desa juga turut diminta untuk mengelaborasi pengetahuan-pengetahuan terkait gerakan kebudayaan.
Kemudian, Hardiansyah Ay, Asep Zery Kusmaya, Fafa Utami, serta Roni Keron mendapat tugas untuk menyusun pengetahuan, serta praktik-praktik para penggerak festival warga untuk menjadi modul yang dimaksud.
"Harapan kami sebagai penulis, nanti dalam lokakarya teman-teman bisa merefleksikan lebih dalam hasil kerja teman-teman semua. Akan menjadi tugas kami berempat untuk terus memahami, kemudian merumuskannya," ucap Hardi didampingi Asep dan Keron. ( Tribunjogja.com )