Berita Sleman Hari Ini

Ini Kata Polisi Soal Dugaan Seorang Ibu Asal Bantul yang Mengakhiri Hidup di Perlintasan Kereta Api

Penulis: Santo Ari
Editor: Kurniatul Hidayah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ILUSTRASI Perlintasan Kereta Api

Disclaimer: Berita atau artikel ini tidak bertujuan menginspirasi tindakan pengakhiran hidup sendiri.
Pembaca yang merasa memerlukan layanan konsultasi masalah kejiwaan, terlebih pernah terbersit keinginan melakukan percobaan mengakhiri hidup sendiri, jangan ragu bercerita, konsultasi atau memeriksakan diri ke psikiater di rumah sakit yang memiliki fasilitas layanan kesehatan jiwa.

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Seorang perempuan berinisial S (50) warga Bangunjiwo, Bantul tewas tertabrak Kereta Api pada Kamis (29/6/2023) sore kemarin.

Peristiwa tersebut terjadi di Perlintasan Kereta Api (KA) di Padukuhan Nyamplung, Balecatur, Gamping, Kabupaten Sleman.

Kapolsek Gamping, Kompol Surahman, mengatakan, korban diduga mengakhiri hidup dengan sengaja menabrakkan diri ke KA yang sedang melaju di perlintasan tersebut.

Baca juga: BREAKING NEWS: Seorang Perempuan di Juwiring Klaten Meninggal Dunia Setelah Tertabrak Kereta Api

“Dari keterangan keluarga, belum lama ini orang tua korban meninggal dan beberapa hari setelah itu korban terlihat murung tidak seperti biasanya, termasuk dalam bergaul dengan tetangga,” ujarnya saat dikonfirmasi Jumat (30/6/2023).

Adapun dijelaskannya, saat kejadian korban berboncengan sepeda motor dengan suami dan anak bungsunya.

Saat berhenti di palang pintu perlintasan Kereta Api di Nyamplung, Gamping, Sleman, tiba-tiba korban turun dari sepeda motor.

“Suaminya tidak sadar jika istrinya turun dari motor, baru ketika penjaga palang pintu perlintasan berteriak, suami korban sadar dan berusaha mengejar korban,” ucapnya.

Namun terlambat, upaya menyelamatkan korban gagal dan korban yang dengan sengaja tidur di rel tewas tersambar Kereta Api yang melaju dari timur ke barat.

Melihat situasi tersebut, Kapolsek mengimbau agar setiap warga masyarakat dapat lebih peka terhadap kondisi orang-orang di sekitarnya.

Dampingi, dengarkan keluh kesahnya dan beri penguatan agar kejadian seperti ini tak terulang kembali.

“Kami berharap agar masyarakat khususnya di lingkup keluarga untuk lebih peka jika ada anggota keluarganya tiba-tiba sikapnya berubah,” tandasnya. (nto)
 

Berita Terkini