Laporan Reporter Tribun Jogja, Ardhike Indah
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Gunung Merapi mengeluarkan guguran lava pijar sebanyak tiga kali dengan jarak luncur maksimal 1,8 Km ke barat daya atau Kali Bebeng, Kamis (29/6/2023).
Hal tersebut terlihat dalam pengamatan Merapi selama enam jam oleh Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), mulai pukul 00:00-06:00 WIB.
Kepala BPPTKG, Agus Budi Santoso mengatakan, secara meteorologi, cuaca berawan, mendung, dan hujan.
Baca juga: Ribuan Umat Muslim Salat Iduladha Hari Ini di Masjid Agung Sleman
“Angin bertiup tenang ke arah barat. Suhu udara 16.8-19 °C, kelembaban udara 82-97.1 persen, dan tekanan udara 874.8-919 mmHg. Volume curah hujan 4.5 mm per hari,” terang dia.
Secara visual, gunung jelas, kabut 0-III. Asap kawah bertekanan lemah teramati berwarna putih dengan intensitas sedang dan tinggi 100 m di atas puncak kawah.
Gempa guguran terjadi sebanyak 25 kali dengan amplitudo 3-37 mm berdurasi 18.76-219.48 detik.
Hybrid/Fase Banyak terjadi sebanyak 13 kali dengan amplitudo 3-11 mm, S-P : 0.4-0.7 detik berdurasi 5.04-7.52 detik.
Vulkanik dangkal terjadi sebanyak 12 kali dengan amplitudo 25-80 mm, berdurasi 8.6-15.64 detik.
“Tingkat aktivitas Gunung Merapi saat ini berada di level III atau siaga,” jelasnya.
Potensi bahaya saat ini, kata dia, berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya.
Sektor itu meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km.
Pada sektor tenggara, sektor meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km.
Sedangkan, lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
Masyarakat diminta agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya.
Masyarakat juga diimbau agar mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi serta mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar gunung.
“Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka status aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali,” tukasnya. (ard)