Berita Bantul Hari Ini

Ini Makna Ornamen di Jembatan Kretek 2 di Bantul yang Menjadi Landmark Baru DI Yogyakarta

Jembatan Kretek 2 merupakan salah satu bagian dari proyek strategis nasional pembangunan Jalan jalur Lingkar selatan (JJLS). Jembatan ini membelah

Penulis: Santo Ari | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM/Santo Ari
Joko Widodo meresmikan Jembatan Kretek 2, Jumat (2/6/2023) 

TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Jembatan Kretek 2 merupakan salah satu bagian dari proyek strategis nasional pembangunan Jalan jalur Lingkar selatan (JJLS).

Jembatan ini membelah sungai Opak dan membentang sepanjang 747,7 meter dari total penangan 2.015 meter.

Dilansir dari buku berjudul ‘Jembatan Kretek 2, Penghubung Jalur Lintas Selatan Jawa, Menembus Masa Depan’ yang ditulis oleh Tim Proyek Pembangunan LOT-3 Jembatan Kretek 2, disebutkan bahwa Jembatan Kretek 2 dibangun dengan infrastruktur yang berkualitas dengan menggunakan teknologi khusus tahan gempa dan likuifaksi sehingga umur jembatan dapat bertahan sampai 100 tahun.

Selain berpotensi mengembangkan pariwisata, ekonomi, logistik dan lainnya, Jembatan Kretek 2 ini kini menjadi landmark baru di DI Yogyakarta.

Proses beutifikasi diterapkan pada proyek Jembatan Kretek 2 dengan menerapkan konsep kearifan lokal.

Baca juga: Damkar Klaten Evakuasi Anak yang Terjebak di Dalam Kamar Tidur

Secara garis besar, konsep perencanaan desain Jembatan Kretek 2 memuat filosofi Among Tani Dagang Layar.

Tidak hanya indah secara visual, namun jembatan ini juga memiliki makna yang mendalam.

1. Menara Luku

Salah satu bangunan yang menjadi ikon atau landmark di Jembatan Kretek 2 adalah Menara Luku.

Luku adalah alat pertanian yang digunakan untuk menggemburkan tanah yang biasanya dilakukan petani sebelum menanam padi.

Bentuk luku (laku urip kang utama) dipilih sebagai wujud agrarisnya budaya dan masyarakat Yogyakarta.

Luku dipadukan dengan bentuk Pikulan yang bermakna kerja keras dan saling bekerja sama sebagai bagian dalam semangat pembangunan Yogyakarta.

Ditambahkan stilisasi dari tiang layar kapal nelayan pantai selatan yang bermakna panyutan agraris dan maritim

Konsep warna yang digunakan yakni merah dengan aksen emas yang merupakan representasi dari warna simbol Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat, Warna hijau warga logo kabupaten bantul dan warna esensi konsep luku itu sendiri yaitu pertanian.

Dalam menera Luku juga ditorehkan beberapa ornamen kaligrafi aksara jawa. Pada ujung atas tiang jembatan, bertuliskan Luku dalam aksara jawa.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved