TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Mendikbudristek RI, Nadiem Makarim bakal mengevaluasi penyelenggaraan Asesmen Standardisasi Pendidikan Daerah (ASPD) yang diterapkan di DI Yogyakarta.
ASPD dianggapnya masih menggunakan kurikulum lama yang kurang sinkron terhadap Kurikulum Merdeka.
Seperti diketahui, ASPD sendiri merupakan alat seleksi tambahan bagi pelajar yang akan masuk jenjang pendidikan berikutnya.
Baca juga: Libur Panjang Waisak 2023 Dongkrak Okupansi Hotel di DI Yogyakarta
Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) DIY, Didik Wardaya mengungkapkan, sejauh ini penyelenggaraan ASPD di DIY tergolong efektif.
Keberadaan tes tersebut diperlukan untuk menyelesaikan persoalan kesenjangan atau gap dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) SMA/SMK di DIY.
"Efektifnya kenapa, karena letak geografis sekolah di DIY tak merata itu harus kita gunakan," ungkap Didik, Jumat (2/6/2023).
Selain itu, Didik mengungkapkan, jumlah lulusan jenjang pendidikan SMP di DIY adalah sebanyak 55.000 siswa, sedangkan daya tampung pada SMA/SMK negeri hanya 32.000 orang.
Didik pun menilai ASPD masih efektif untuk menyeleksi peserta didik dalam PPDB.
Selain itu, sistem ASPD yang fokus menguji kemampuan literasi dan numerasi peserta didik pada tingkat akhir pada jenjang pendidikan SD dan SMP dinilai masih efektif menjadi tolak ukur kualitas pendidikan DIY.
Dengan penyelenggaraan ASPD, menurut Didik akan memunculkan pemetaan kualitas pendidikan pada masing-masing sekolah.
Pemetaan tersebut menurutnya dapat menjadi evaluasi bagi peningkatan mutu pendidikan DIY.
"ASPD kita nilai cukup efektif untuk pemetaan kualitas," jelasnya.
Menurut Didik, Pemda DIY telah melaporkan kendala-kendala yang dihadapi daerah sehingga menerapkan ASPD kepada Nadiem. Dalam waktu dekat, Disdikpora DIY bersama Kemendikbud Ristek akan melakukan pertemuan untuk membahas masalah penyelenggaraan ASPD ke depannya. (tro)