“Penelitian terkait sumber gempa maupun yang belum diketahui harus terus dilakukan secara sinergis antar stakeholder sebagai langkah antisipasi,” jelas dia.
Walaupun kita tidak tahu kapan gempa akan datang karena memang belum ada alat yang mampu mendeteksinya, tapi, katanya, melihat lokasi masyarakat yang berada di lokasi rawan gempa, pemerintah bisa mempersiapkannya dari membuat bangunan tahan gempa.
“Gempa tidak membunuh manusia, korban jatuh karena bangunan yang tidak tahan gempa,” pungkasnya.
Ekonomi Lumpuh
Seakan tak selesai, setelah getaran berhenti, masyarakat harus menghadapi kondisi ekonomi yang lumpuh total.
Kelumpuhan itu, antara lain terjadi karena listrik padam, penutupan Bandara Adisutjipto, macetnya sekitar 40 base transceiver stasiun (BTS) Telkomsel, kerusakan stasiun kereta api, dan ambruknya sejumlah pasar rakyat.
Pasar-pasar yang menjadi urat nadi perekonomian rakyat Yogyakarta juga sebagian tidak beroperasi.
Bahkan, Pasar Piyungan nyaris rata dengan tanah, serta sebagian bangunan Pasar Bantul juga roboh.
Bukan hanya itu, pusat pertokoan di kawasan Malioboro, warung-warung makan, serta minimarket pun tutup.
( Tribunjogja.com / Bunga Kartikasari )