Kisah Bakul Sayur dan Sapu Lidi di Klaten Naik Haji, Resepnya Rajin Menabung dan Rutin Salat Tahajud

Penulis: Almurfi Syofyan
Editor: Muhammad Fatoni
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Mursidah (kanan) bersama anak tertuanya, Sri Murjiyanti (kiri), saat ditemui di rumahnya di Keprabon, Polanharjo, Klaten, Rabu (24/5/2023).

TRIBUNJOGJA.COM, KLATEN - Seorang pedagang atau bakul sayur dan sapu lidi keliling asal Kabupaten Klaten, Jawa Tengah memiliki resep tersendiri mewujudkan mimpinya untuk naik haji.

Selain rutin menabung Rp10 ribu setiap hari, bakul sayur bernama Mursidah (67) itu rutin salat tahajud setiap malam.

Ia menyebut, salat tahajud yang dilaksanakan setiap pukul 02.00 WIB itu untuk meminta kepada Allah agar dirinya mendapat undangan ke tanah suci untuk menunaikan ibadah haji.

"Agar istiqomah menabung, saya juga rutin salat tahajud, minta sama gusti Allah agar saya bisa naik haji," ujarnya saat berbincang dengan TribunJogja.com di rumahnya, Rabu (24/5/2023) sore.

Menurut Mursidah, selain rutin tahajud, dirinya juga rutin ikut pengajian dan beberapa amalan lainnya.

Salah duanya, puasa Senin-Kamis. Ibadah itu kata dia, untuk penguat dirinya agar mantap menabung dan yakin bisa naik haji.

Meski waktu keberangkatan ke tanah suci tinggal menghitung hari, MUrsidah tetap beraktivitas seperti biasanya, seperti ikut pengajian.

"Kalau nggak ikut pengajian, sayang waktu terbuang. Persiapan haji, ya secara fisik dan mental sudah," imbuhnya

Mursidah, memiliki prinsip, tidak harus menjadi kaya untuk bisa menunaikan ibadah haji.

Perempuan asal Dukuh Kidul Pasar, Desa Keprabon, Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, itu tekun menabung Rp10 ribu setiap hari sejak 30 tahun terakhir.

Hasilnya, ia bisa menunaikan rukun islam ke lima tersebut pada tahun 2023 ini.

Mursidah, sehari-hari beraktivitas sebagai bakul sayur dan sapu lidi keliling. Ia akan berangkat ke tanah suci pada Juni 2023 mendatang.

"Rahasianya ya rajin menabung. Saya selalu menyisihkan uang jualan sayur dan sapu lidi Rp10 ribu setiap hari," ujarnya.

Rumah Mursidah berada di perkampungan padat penduduk.

Rumah sederhana itu berlantaikan semen dan dinding tembok.

Halaman
12

Berita Terkini