Berita Gunungkidul Hari Ini

Hanya Ada 22 Kasus Sifilis Tercatat oleh Dinkes Gunungkidul Sejak 2017

Dinas Kesehatan (Dinkes) Gunungkidul mencatat minimnya kasus sifilis yang dilaporkan. Minimnya kasus berkaitan dengan keaktifan dari penderitanya

Penulis: Alexander Aprita | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM / Suluh Pamungkas
Berita Gunungkidul 

TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL - Dinas Kesehatan (Dinkes) Gunungkidul mencatat minimnya kasus sifilis yang dilaporkan. Minimnya kasus berkaitan dengan keaktifan dari penderitanya dalam melaporkan penyakit menular seksual (PMS) ini.

Kepala Dinkes Gunungkidul, Dewi Irawaty mengatakan hanya ada 22 kasus Sifilis tercatat sejak 2017. Namun tidak ada kematian yang dilaporkan.

"Kebanyakan kasusnya terjadi pada pria, umur 25 sampai 49 tahun," ungkap Dewi ditemui pada Rabu (10/05/2023).

Baca juga: Sujiwo Tejo Ajak Pelajar di SMA Pangudi Luhur Van Lith Magelang Cintai Kearifan Lokal

Menurutnya, kasus Sifilis minim lantaran penderitanya lebih banyak memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan (faskes) bersifat pribadi.

Sedangkan mereka enggan melaporkannya ke faskes pemerintah.

Dewi menilai masih banyak warga yang malu bahkan takut untuk memeriksakan diri ke faskes pemerintah.

Itu sebabnya, ia meyakini ada lebih banyak lagi kasus Sifilis di Gunungkidul.

"Hanya saja tidak tercatat karena faskes pribadi juga tidak melapor ke kami, dengan alasan kerahasiaan data pasien," jelasnya.

Dewi mengatakan penularan Sifilis murni dari hubungan seksual. Pasangan yang sudah menikah pun tak luput dari potensi penularannya.

Ia mencontohkan pasangan pria yang terkena Sifilis lalu menularkan pada istrinya, namun tidak memberitahukannya.

Setelah diobati, suaminya sembuh, namun istrinya masih terkena Sifilis.

"Akhirnya saat berhubungan, suaminya terkena lagi, ini yang namanya fenomena ping-pong," ujar Dewi.

Menurutnya, kunci pencegahan adalah dengan menerapkan kehidupan seksual yang bersih dan aman.

Seperti tidak berganti-ganti pasangan seksual, tetap setia dengan pasangan nikah, hingga penggunaan kontrasepsi.

Pihaknya pun tidak lepas tangan meski minim laporan kasus Sifilis.

Dewi mengatakan upaya screening kasus tetap dilakukan ke lokasi dan kelompok potensi tinggi. Termasuk ibu hamil.

"Sifilis juga salah satu kewajiban dalam pemeriksaan Ante Natal Care (ANC) terpadu untuk ibu hamil," katanya. (alx)

 

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved