Berita Kabupaten Magelang Hari Ini

Sujiwo Tejo Ajak Pelajar di SMA Pangudi Luhur Van Lith Magelang Cintai Kearifan Lokal

"Budaya Barat tetap harus kita terima, tapi kita tetap tumpangi kearifan lokal. Jadi, tidak boleh lupa dari mana kita berasal," terangnya.

Penulis: Nanda Sagita Ginting | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM/Nanda Sagita Ginting
Sujiwo Tejo saat menyanyikan beberapa tembang Jawa diiringi paduan suara SMA Van Lith pada kegiatan Wawasan Kebangsaan Istimewa, Rabu (10/5/2023) 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Nanda Sagita Ginting  

TRIBUNJOGJA.COM, MAGELANG - SMA Pangudi Luhur Van Lith yang berlokasi di Jalan Kartini, Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang menggelar kegiatan Wawasan Kebangsaan Istimewa, pada Rabu (10/5/2023).

Seniman Sujiwo Tejo didapuk sebagai narasumber dan bintang tamu.

Pada kesempatan ini, Sujiwo Tejo mengajak para generasi muda untuk tetap mencintai kearifan lokal.

Baca juga: Capaian PBB-P2 Kabupaten Bantul Sudah Capai Rp23,2 Miliar, Pemkab Bantul Yakin Capai Target Tahunan

"Budaya Barat tetap harus kita terima, tapi kita tetap tumpangi kearifan lokal. Jadi, tidak boleh lupa dari mana kita berasal," terangnya.

Ia mengatakan, dengan tidak melupakan kearifan lokal maka menuju Indonesia emas pada 2045 dengan mudah akan tergapai. Sebab, masa depan itu harus dilihat dari belakang.

"Bagaimana menuju Indonesia emas, kalau kita gak tau kita dari mana, jangan menjadi ekspansi seperti budaya barat. Jadi lah, dokter-dokter yang hebat, ahli kesehatan hebat. Dari mana, kita banyak tanaman herbal itu dikembangkan. Jadi lah ahli matematika yang hebat , karena matematika itu, it's about languange. Semua harus dilakukan dengan cinta," tambahnya.

Penampilan Sujiwo Tejo ini pun, tampak membangkitkan semangat para generasi muda untuk menyongsong masa depan yang lebih cerah.

Apalagi penyampaian materi diselingi dengan tembang-tembang Jawa yang syairnya berisikan tentang makna kehidupan yang dalam.

"Sekarang  ilmu  dari  internet itu banyak. Tetapi, menghormati guru itu keniscayaan. Saya sampai sekarang kalau ketemu guru saya selalu cium tangan. Yang aku cium dari guru itu barokahnya. Mungkin mereka tidak lebih pintar dari kita, tapi barokah," pesannya.

Peserta Wawasan Kebangsaan, Akursio Kidung Gamel B , Kelas XI MIPA 3 SMA Van Lith mengaku, awalnya takut mengikuti kegiatan Wawasan Kebangsaan karena narasumbernya Sujiwo Tejo. Lantaran dikenal sebagai sosok yang suka marah-marah.

"Ternyata menyenangkan sekali. Beliau, bisa menyampaikan materi dengan gaya-nya sendiri. Bagi saya, dengan lagu-lagunyang dibawakan beliau tadi menjadi tambahan materi bagi kita sekaligus menjadi hiburan jadi tidak bosan," terangnya.

Hal serupa pun disampaikan, Gisela Sekar Kinanthi, siswi kelas X SMA Van Lith. Ia mengatakan, semula mengira kegiatan ini biasa-biasa saja.

"Ternyata pada tahun ini, bintang tamunya lebih spesial. Dan, pembahasannya itu lebih menarik dibandingkan pada Wawasan Kebangsaan tahun-tahun sebelumnya. Terutama, pada bagian kultur tradisional dan kultur modernnya, ternyata itu sesuatu yang tidak bisa dipisahkan. Jadi, banyak ilmu yang didapatkan dari kegiatan ini," tuturnya. (ndg)

 

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved