Tercatat Lebih Dari 600 Ekor Sapi di Gunungkidul Terjangkit LSD

TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL - Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Gunungkidul mencatat adanya lonjakan kasus Lumpy Skin Disease (LSD) pada ternak.

Penyakit yang juga disebut lato-lato ini menyerang sapi.

Kepala Bidang Kesehatan Hewan, DPKH Gunungkidul, Retno Widyastuti mengatakan secara kumulatif ada 680 ekor sapi yang terjangkit LSD sejak kasus pertama yang ditemukan pada 2022 silam.

"Sampai Rabu (03/05/2023) ada 676 kasus aktif LSD di Gunungkidul," kata Retno, Kamis (04/05/2023).

Baca juga: UPDATE Gunung Merapi 4 Mei 2023: Terpantau Mengeluarkan 9 Kali Guguran Lava Pijar

Jumlah kasus aktif LSD di Gunungkidul naik lebih dari 100 kasus dalam sepekan.

Adapun pada 26 April lalu, terdapat 539 kasus aktif LSD

Kasus aktif LSD menyebar di 16 kapanewon kecuali Paliyan.

Kasus aktif terbanyak dilaporkan di Ngawen dengan 220 kasus.

Retno tak menutup kemungkinan jumlah kasus aktif LSD masih terus bertambah.

Apalagi sudah ada sapi yang mati akibat penyakit ini.

"Sejauh ini ada 4 sapi yang dilaporkan mati karena LSD," ungkapnya.

Retno memastikan pihaknya terus melakukan pendataan terkait penyebaran LSD.

Termasuk memperketat pengawasan agar penyebarannya bisa dikendalikan.

Ketua Kelompok Ternak Ngudi Rejeki Kalurahan Wareng, Wonosari, Ngadiyono mengatakan ada cukup banyak sapi terkena LSD di wilayahnya.

"Mungkin ada sekitar 30-an ekor, kalau milik anggota kami hanya 1 yang tertular," jelasnya.