TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Gunung Merapi meluncurkan 10 kali guguran lava pijar sepanjang periode pengamatan pukul 00.00-06.00 WIB pada Minggu (19/3/2023).
Berdasarkan hasil pantauan BPPTKG Yogyakarta , seluruh guguran lava pijar mengarah ke barat daya dengan jarak luncur maksimal 1.700 meter.
"Hasil amatan visual lain menunjukkan asap kawah bertekanan lemah teramati berwarna putih dengan intensitas sedang hingga tebal dan tinggi 30-100 m di atas puncak kawah," kata Kepala BPPTKG Yogyakarta , Agus Budi Santoso, Minggu (19/3/2023).
Baca juga: Kunjungan Wisata di Lereng Gunung Merapi Sleman Anjlok 40 Persen Akibat Erupsi
Selain memuntahkan material vulkanik, Gunung Merapi juga tercatat mengalami 38 kali gempa guguran dan 1 kali gempa hybrid atau fase banyak.
Lebih lanjut, terkait kondisi cuaca di Merapi selama enam jam terakhir adalah berawan.
Angin bertiup lemah ke arah barat.
Suhu udara 14-21 °C, kelembaban udara 66-99 persen, dan tekanan udara 836.3-919.3 mmHg.
Menimbang hasil pengamatan itu, BPPTKG menetapkan status Gunung Merapi berada di Level III atau Siaga.
Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km.
Baca juga: Update Gunung Merapi 18 Maret 2023, Guguran Lava Pijar Meluncur 17 Kali Berjarak Maksimal 1,5 Km
Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km.
Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
Masyarakat diimbau agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya serta mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari Erupsi Gunung Merapi serta mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi .
"Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka status Aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali," ungkapnya. ( Tribunjogja.com )