Erupsi Gunung Merapi

Bukan Awan Lenticular, Berikut Penjelasan Ilmiah Penampakan Awan Menyerupai UFO di Puncak Merapi

Penulis: Tribun Jogja
Editor: Ikrob Didik Irawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tangkapan layar unggahan soal awan unik di sisi Gunung Merapi

Bukan hanya itu, hujan yang diakibatkan cumulonimbus juga dilengkapi dengan angin kencang di area bawah awan.

Senada, astronom amatir, Marufin Sudibyo, membantah bahwa penampakan awan dalam unggahan adalah awan lenticular.

"Itu bukan awan lenticular. Lebih merupakan awan konvektif, awan cumulus," kata dia, saat dikonfirmasi terpisah, Selasa.

Marufin menerangkan, cumulus merupakan awan yang nantinya bisa berkembang menjadi cumulonimbus, awan sumber hujan deras.

Sebagai awan hujan, cumulus dan cumulonimbus terbentuk melalui proses konvektif biasa, saat uap air naik akibat pengaruh penyinaran Matahari.

Selanjutnya, uap air itu akan mengalami kondensasi atau perubahan menjadi benda cair pada suhu udara di bawah titik embun, di troposfer bagian atas.

"Awan cumulus atau cumulonimbus umum dijumpai dalam musim hujan. Dan saat ini masih musim hujan," ungkapnya.

Perbedaan cumulonimbus dan lenticular

Dikutip dari Kompas.com (19/9/2021), awan lenticular adalah fenomena atmosfer biasa yang sering muncul di atas gunung atau perbukitan.

Bentuk awan ini menyerupai UFO atau topi yang menutupi pegunungan atau perbukitan.

Meski bukan tanda akan datangnya bahaya, awan ini tetap berbahaya bagi aktivitas penerbangan karena menyebabkan turbulensi.

Pembentukan awan lenticular sendiri dipengaruhi oleh faktor orografis atau elevasi. Hal inilah yang menyebabkan awan lenticular sering muncul di daerah pegunungan atau perbukitan.

Sementara itu, dilansir dari Kompas.com (21/1/2021), awan cumulonimbus adalah jenis awan cumulus yang berkaitan dengan badai petir dan hujan lebat.

Awan cumulonimbus dikenal sebagai thunderheads atau kepala petir karena bentuknya yang unik menyerupai jamur.

Saat tetesan air yang terionisasi di awan saling bergesekan, maka awan cumulonimbus akan memunculkan kilatan-kilatan, serta pada akhirnya menciptakan petir. (*)

 

Berita Terkini