“Barat daya ini menempati tempat yang miring, sehingga ini benar-benar tidak stabil," ujarnya.
"Jadi mendapat pengaruh dari dalam atau pun tidak, ini bisa runtuh secara tiba-tiba. Tapi aktivitas internal menunjukkan ada tekanan,” lanjutnya.
Agus juga mengungkapkan, erupsi Gunung Merapi yang terjadi pada Sabtu (11/3/2023) merupakan yang terbesar kedua setelah erupsi yang terjadi pada 27 Januari 2021.
Meski demikian, BPPTKG memastikan status Gunung Merapi masih berada pada Level III atau Siaga.
Sementara itu, BNPB mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas apapun di daerah sekitar Gunung Merapi yang berpotensi bahaya.
Selain itu, BNPB juga mengimbau agar masyarakat mewaspadai bahaya lahar dari Gunung Merapi.
“Masyarakat diminta agar selalu mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi serta mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi,” tulis BNPB dalam keterangannya.