Padahal Desa Krinjing terletak di lereng barat sekira 4,5 - 6 kilometer dari puncak Gunung Merapi .
Selain itu, desa itu juga berada di kawasan rawan bencana (KRB) III dan jadi desa paling terdampak guyuran hujan abu vulkanik pada Sabtu (11/3/2023).
Sambas, Relawan Guruh Merapi Desa Krinjing, mengungkapkan, kondisi ketenangan masyarakat desa saat ini sangat berbanding terbalik dengan jaman Erupsi Gunung Merapi 2010 silam.
Masih jelas membekas diingatan Sambas, bagaimana paniknya warga Desa Krinjing kala itu.
Begitu Gunung Merapi mengeluarkan awan panas, ia ingat warga bergegas melarikan diri, berlarian tanpa komando.
Mereka berpencar satu sama lain hingga diungsikan di empat tempat yang berbeda.
Ketika di pengungsian, ia menyebut, kebutuhan warga memang terpenuhi.
Namun pikiran mereka stress karena khawatir dan panik berlebihan serta tidak bisa tenang.
Menurutnya, kondisi itu terjadi karena saat itu tidak ada pihak (organisasi tanggap bencana di desa) yang mengurus.
Warga hanya sekadar diungsikan tanpa melihat situasi dan kondisi desa tujuan, sehingga kala itu mereka harus berkeliling terlebih dahulu untuk menemukan lokasi pengungsian yang kosong.
"Tapi sekarang, masyarakat sudah lebih tenang dan tertata karena ada yang mengurus. Saat ini sudah ada organisasi pengendalian resiko bencana (OPRB) yang tersebar di seluruh dusun. Mereka kerap menggikuti pelatihan sehingga bisa menyampaikan ilmu kepada masyarakat. Jadi kalau ada situasi bencana, masyarakat sudah tahu jalannya kalau mau lari kemana," terangnya.
Baca juga: Biddokes Polda Jateng Berikan Bantuan Logistik untuk Relawan Posko Pengamatan Gunung Merapi
"Kami sudah ada desa penyangga yang siap menampung pengungsi dari Desa Krinjing begitu waktunya datang. Letaknya berada di Desa Deyangan, Kecamatan Mertoyudan," sebutnya.
Hal senada juga disampaikan Solahudin (36), warga Dusun Krajan, Desa Krinjing.
Menurutnya, persiapan warga dalam menghadapi ancaman bencana Gunung Merapi cukup matang.
Sebab, ada relawan OPRB Desa Krinjing yang telah memetakan dan mendata dengan rinci potensi risiko bencana di desa setempat sesuai suasana dan kondisi terbaru.