Politik Global

Iran-China Kuatkan Hubungan, Presiden Ebrahim Raisi Temui Xi Jinping di Beijing

Penulis: Krisna Sumarga
Editor: Krisna Sumarga
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Iran terpilih Ebrahim Raisi melambaikan tangan kepada para pendukungnya usai konferensi pers di Tehran, Iran, Senin, 21 Juni 2021.

Kedua belah pihak telah menetapkan tujuan dalam beberapa pertukaran tingkat tinggi, tetapi kemajuan dalam beberapa tahun terakhir tertunda karena dampak pandemi COVID-19.

Poin utama dari kunjungan Raisi menurut Tang adalah untuk mendorong proses, karena bermanfaat bagi masyarakat kedua belah pihak.

Para ahli juga mengatakan China dan Iran memiliki banyak masalah internasional yang menjadi perhatian Bersama.

Termasuk masalah Afghanistan, stabilitas dan pembangunan regional, perubahan iklim, keamanan regional, keamanan energi, dan lainnya, yang perlu didiskusikan.

“Kunjungan ini dapat dilihat sebagai peningkatan sangat penting hubungan China-Iran,” kata Zhu Yongbiao, Direktur Eksekutif Pusat Penelitian Sabuk dan Jalan di Universitas Lanzhou.

"Kerja sama di bawah kerangka Belt and Road Initiative dan Shanghai Cooperation Organization akan memberi China dan Iran lebih banyak ruang untuk kerja sama. Diperkirakan setelah pertemuan ini, hubungan China-Iran akan memasuki tahap baru dan lebih tinggi," kata Zhu.

China sepanjang dua tahun terakhir sangat intensif menjalin Kerjasama ke banyak negara penting dan strategis.

Termasuk ke Kerajaan Saudi Arabia, yang merupakan musuh politik dan kultural Republik Islam Iran. Akhir tahun lalu Xi Jinping disambut istimewa oleh Raja Salman dan Pangeran Muhammad bin Salman.

Di Afrika, China juga mempedalam hubungan ekonomi strategis, termasuk militer dengan Djibouti, Ethiopia dan sjeumlah negara lain.

Di Pasifik Selatan, pengaruh China secara ekonomi maupun politik juga semakin kuat. China memperdalam hubungan kerjasama dengan Solomon yang memicu kemarahan AS dan Australia.(Tribunjogja.com/GlobalTimes/xna)

 

Berita Terkini