TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Ratusan rupang atau patung dewa-dewi di Klenteng Fuk Ling Miau atau Klenteng Gondomanan, Kota Yogyakarta dicuci dengan air bercampur bunga.
Orang Tionghoa percaya sebelum perayaan tahun baru Imlek dimulai, para dewa-dewi terlebih dahulu naik ke khayangan.
Pada momen itulah pengurus Klenteng mulai membersihkan rupang dewa-dewi serta sudut-sudut ruangan klenteng dengan penuh semangat dan suka cita.
Ada yang membersihkan altar untuk menaruh patung dewa-dewi, langit-langit ruang ibadah serta tempat-tempat lainnya.
Tak ketinggalan, para pengurus klenteng yang dibantu komunitas lintas agama itu juga memasang lampion di halaman klenteng.
"Kan kemarin dewa-dewi naik khayangan di atas sana. Nah ini (mereka) sudah pergi kan cuci-cuci (patung) dulu menjelang imlek," kata Ketua Pengurus Klenteng Fuk Ling Miau, Ang Ping Siang atau Angling Wijaya, saat ditemui Senin (16/1/2023).
Dia menjelaskan, perayaan Imlek 2574 kali ini akan digelar secara offline.
Masyarakat yang hendak beribadah ataupun menyaksikan perayaan imlek bisa langsung datang ke Klenteng Fuk Liang Miau Gondomanan.
Pada perayaan imlek tahun ini bertepatan dengan shio Kelinci Air.
Menurutnya Kelinci cenderung bersifat lemah lembut.
Oleh karenanya, Ang Ping Siang optimis di tahun ini situasi akan semakin harmonis.
"Harapannya kan lebih baik dari tahun sebelumnya. Ini kan Kelinci, pandemi kebanyakan sudah sirna," jelasnya.
Meski Kelinci cenderung lemah lembut, namun di 2023 kali ini dinilai menjadi tahun politik sebab jelang pemilihan umum (pemilu) 2024.
Menanggapi hal itu, Ang Ping Siang berharap situasi di masyarakat tetap tentram dan damai.
"Kalau politik kami ndak bisa prediksi. Mudah-mudahan tentram damai siapapun pemimpinya. Yang penting pro rakyat. Supaya rakyatnya sejahtera," harapnya.