Laporan Reporter Tribun Jogja, Ardhike Indah
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Rumah Sakit Akademik (RSA) Universitas Gadjah Mada (UGM) saat ini sudah memiliki layanan operasi vitrektomi .
Vitrektomi adalah prosedur operasi untuk mengobati bermacam gangguan retina, biasanya lewat pengangkatan cairan gel di dalam mata yang disebut vitreous.
Normalnya, vitreous itu bening sehingga cahaya bisa masuk dan diterima retina.
Namun, ketika vitreous rusak, penglihatan bisa terganggu dan menyebabkan retina lepas dari posisinya hingga menimbulkan kebutaan.
Baca juga: RSA UGM Jadi RS Pertama di DIY yang Terapkan Metode Transnasal Endoscopy
Setelah vitreous yang rusak diambil, dokter mata akan menggantinya dengan cairan lain.
Vitreous terdiri atas 98 persen air.
Zat lainnya adalah asam hialuronat dan protein.
Operasi ini tidak selalu mengambil semua cairan vitreous, bisa juga hanya sebagian kecil atau sebagian besar.
Dokter mata akan melakukan pemeriksaan dulu untuk menentukan tindakan.
Pasien pun akan diminta melakukan persiapan untuk menjalani operasi vitrektomi .
Dokter Spesialis Mata RSA UGM , dr Mohammad Eko Prayogo SpM(K) MMedED menjelaskan, RSA UGM memang sudah melayani pasien yang ingin operasi vitrektomi .
“Teknik operasi tercanggih di bagian mata adalah vitrektomi ini. Di Yogyakarta, cuma ada di RSUP Dr Sardjito, juga RS YAP dan juga dikembangkan di RSPAU dr S Hardjolukito. Sekarang, sudah ada di RSA UGM ,” bebernya, Jumat (24/6/2022).
Maka dari itu, ia meminta, jika ada Tribunners yang merasa memiliki kelainan pada retina mata, bisa mengikuti operasi vitrektomi di RSA UGM .
“Kadang kan kalau mau operasi di RSUP Dr Sardjito atau di RS YAP lama antrinya. Jadi, jika ada pasein yang mau memotong antrian, di RSA UGM bisa, daripada menunggu semua ke sana,” paparnya.
Ia menjelaskan, di dua rumah sakit itu, pasien bisa menunggu lebih dari tiga bulan untuk mendapatkan giliran operasi vitrektomi .
Sedangkan, di RSA UGM , layanan tersebut sudah bisa dilakukan dalam kurun waktu sebulan dua kali.
“Nanti lihat kondisi juga. Misal dalam sebulan bisa empat kali atau dalam satu minggu bisa dua kali. Lihat tren ke depan bagaimana,” tutur Eko.
Baca juga: Mengenal Metode EVLA, Proses Penyembuhan Varises di RSA UGM dengan Teknik Laser
Dilanjutkannya, vitrektomi ini bisa digunakan untuk operasi katarak, ada pendarahan di rongga mata, kotoran, nanah karena infeksi maupun radang dan sejumlah penyakit yang berhubungan dengan rongga mata.
“Operasi katarak ini nantinya tanpa jahitan ya. Juga, penyakit lain yang mengancam kebutaan, seperti syarafnya lepas, renggang, goyang, robek. Alatnya nanti bisa menempelkan syaraf itu ke tempat semula,” paparnya.
Ia mengungkap, operasi vitrektomi ini memang tidak bisa memulihkan 100 persen pandangan mata.
Akan tetapi, setidaknya, pasien bisa mendapatkan pandangan lebih jernih dari sebelumnya.
“Kasus pertama beberapa waktu lalu yang dioperasi vitrektomi di sini itu adalah operasi katarak. Jadi, pas operasi itu belum tuntas, lensanya belum bersih, posisinya belum pas. Kita sedot dan dipaskan lagi,” tutur Eko.
Dia menuturkan, setelah operasi, pasien bisa langsung melihat, tapi tergantung tingkat kerusakan yang terjadi.
Hal yang penting adalah pengelihatan mata bisa lebih jernih setelah mengikuti operasi daripada sebelumnya. ( Tribunjogja.com )