Berita Bisnis Terkini
RSA UGM Jadi RS Pertama di DIY yang Terapkan Metode Transnasal Endoscopy
Transnasal endoscopy adalah metode operasi pengangkatan tumor melalui hidung menggunakan endoskopi.
Penulis: Christi Mahatma Wardhani | Editor: Gaya Lufityanti
Laporan Reporter Tribun Jogja, Christi Mahatma Wardhani
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Rumah Sakit Akademik (RSA) Universitas Gadjah Masa (UGM) menjadi rumah sakit pertama di DIY yang melakukan operasi pengangkatan tumor otak melalui metode transnasal endoscopy .
Dokter Spesialis Bedah Saraf RSA UGM, dr Akhmad Suryonurafif, M.Ked.Klin, Sp.BS mengatakan transnasal endoscopy adalah metode operasi pengangkatan tumor melalui hidung menggunakan endoskopi.
Tumor yang bisa dioperasi dengan metode tersebut adalah tumor yang terletak di dasar otak, di atas rongga hidung.
Ia menyebut transnasal endoscopy memiliki banyak keunggulan dibandingkan dengan operasi konvensional.
Baca juga: Mengenal Metode EVLA, Proses Penyembuhan Varises di RSA UGM dengan Teknik Laser
Satu di antara kelebihannya adalah durasi tindakan yang lebih singkat.
"Kalau melalui transnasal endoscopy ini sekitar 60-120 menit, tetapi kalau konvensional bisa 2-4 jam. Karena kan kalau konvensional harus melepas tulang tengkorak sementara, kemudian membuka selaput otak, kemudian otaknya diretraksi sedikit baru menuju ke tumornya. Sedangkan transnasal endoscopy ini melalui rongga hidung dan langsung menuju ke tumornya," katanya, Selasa (19/04/2022).

Karena waktu operasi yang singkat, dapat meminimalkan risiko pendarahan.
Sebab sedikit jaringan yang dirusak untuk menuju ke tumor.
Selain itu, persentase tumor terangkat secara keseluruhan lebih besar.
"Kalau secara konvensional itu ada risiko defisit neurologis pada pasien, karena penggesesaran otak, ya meskipun hanya digeser sedikit. Kalau transnasal ini kan langsung pada tumornya," sambungnya.
Keunggulan lainnya adalah adalah proses pemulihan yang lebih cepat.
Baca juga: Rektor UGM Resmikan Ruang Operasi dan Taman Terapi RSA UGM
Bahkan tidak dilakukan jahitan.
"Kemarin kami melakukan tindakan pada 9 April, di ICU cuma diobservasi satu hari saja. Ini juga jadi keuntungan untuk pasien, karena biaya relatif lebih efisien,"lanjutnya.
Sementara itu, Dokter Spesialis THT, dr. Anton Sony Wibowo, Sp.T.H.T.K.L., M.Sc menambahkan secara umum operasi transnasal endoscopy tidak menggangu sistem pernapasan.
Pihaknya pun selalu memastikan kondisi pasien.
"Setelah operasi tidak ada gangguan pernapasan, tidak menyumbat. Kami memantau penyembuhan luka. Kemudian melakukan pembersihan sehingga menurunkan kemungkinan infeksi,"tambahnya.
Ia memastikan metode transnasal endoscopy tidak mengganggu anatomi hidung.
( Tribunjogja.com/*)