Srandakan dan Pajangan Bantul Terdampak Kekeringan, Dropping Air Bersih Terus Bertambah

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Foto dok ilustrasi unit armada pembawa air bersih di depan gedung BPBD Kabupaten Bantul

TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bantul mencatat, sejak 2 Juku 2025 sampai saat ini, distribusi bantuan air bersih mencapai 82 tangki atau setara 410.000 liter air bersih kepada sejumlah wilayah terdampak kekeringan.

Kepala Bidang Kedaruratan Logistik dan Peralatan BPBD Bantul, Antoni Hutagaol, mengatakan, sejauh ini ada dua wilayah kapanewon yang telah diberikan distribusi air bersih. Dua wilayah itu terdiri atas Kapanewon Srandakan dan Kapanewon Pajangan.

"Secara rinci, ada 80 tangki atau setara 400.000 liter air bersih yang diberikan kepada warga terdampak kekeringan di Kapanewon Srandakan dan dua tangki atau setara 10.000 liter air bersih yang diberikan di Kapanewon Pajangan," katanya, saat dikonfirmasi, Kamis (14/8/2025).

Kondisi permintaan air di Kapanewon Srandakan terjadi dikarenakan wilayah tersebut mengalami penurunan debit air, diduga dari adanya groundsill atau Dam Srandakan yang jebol. Sedangkan, di Kapanewon Pajangan terjadi dikarenakan debit air berkurang saat cuaca musim kemarau.

Terpisah, Panewu Pajangan, Anjar Arintaka, mengakui bahwa di wilayah kerjanya ada yang mengalami penurunan debit air. Kondisi kekeringan itu, baru ia temui di area lahan pertanian jagung mengingat kondisi wilayah berada di perbukitan. 

"Kemarin, yang lahan tanaman jagung itu kekeringan semua. Jadi, kekeringan lahan pertanian (ada di Kalurahan Triwidadi). Kalau, penduduk (permukiman mengalami kekeringan atau pengurangan debit air) belum terasa banget, tapi mulai terasa," jelasnya.

Disampaikannya, untuk area permukiman yang mulai mengalami penurunan debit air berada di sekitar Kalurahan Triwidadi dan Kalurahan Guwosari. Kondisi itu baru dirasakan oleh penduduk setempat pada tahun 2025, sedangkan tahun sebelumnya debit air tergolong mengalir biasa.

Lebih lanjut, ia menejelaskan, untuk wilayah lahan pertanian yang mengalami penurunan debit air ada di Padukuhan Jojoran, Kalurahan Triwidadi, dengan luas lahan sekitar 5-10 hektare.

"Tapi, yang kekeringan di lahan pertanian ini, kami sudah berkerja sama dengan Polres Bantul untuk menanganinya. Karena, tanam jagung itu menjadi bagian dari program Polres Bantul. Jadi, kemarin sudah mulai ada pembuatan dua sumur bor (kedalaman) sekitar 40-45 meter untuk mengatasi kekeringan," jelas dia.(nei)

Berita Terkini