Headline

Ada Mobil Penjemput untuk Pencari Rumput di Lereng Gunung Merapi

Penulis: Tribun Jogja
Editor: Iwan Al Khasni
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Foto diambil saat Gunung Merapi mengeluarkan abu vulkanik pada 28 Oktober 2021.

Dinas Pertanian, Pangan, dan Perikanan (DP3) Sleman menyiapkan skenario jika terjadi erupsi susulan Merapi. Satu di antara skenario yang sedang disiapkan adalah menambah lebih banyak titik evakuasi ternak.

Plt Kepala DP3 Sleman, Ir Suparmono, memperkirakan jumlah hewan ternak warga di Kalitengah Lor dan sekitarnya ada sekitar 300-400 ekor.

Mulai dari kambing, sapi perah maupun sapi pedaging. Pihaknya tengah menyiapkan titik lokasi pengungsian ternak yang mudah dijangkau masyarakat, yaitu di Padukuhan Gading, Singlar, dan belakang Kalurahan Glagaharjo.

Skenario yang sedang disiapkan ini berbeda dibanding ketika Merapi erupsi tahun 2020, yakni dengan memecah lebih banyak titik evakuasi ternak.

"Sekarang kami memecahnya lebih banyak ke beberapa tempat. Kemarin 2020 kan full di sini (belakang Kalurahan Glagaharjo). Meskipun ada 1-2 di kandang kolektif lain, tapi kebanyakan di sini. Sekarang sesuai saran pak lurah, ada sebagian di atas, di Padukuhan Gading. Karena lebih jauh dari permukiman sehingga limbah tidak mengganggu masyarakat," jelasnya, Jumat (11/3/2022).

Titik evakuasi ternak yang ada saat ini cukup untuk menampung ratusan hewan apabila Merapi kembali erupsi.

Menurutnya, prioritas kandang yang akan digunakan adalah di Padukuhan Gading.

Dengan pertimbangan, agar mobilitas warga Kalitengah Lor tidak terlalu jauh sehingga limbah kotoran ternak bisa dikendalikan.

Kendati demikian, jika nantinya kandang di Gading tidak cukup, maka ternak warga akan dibagi. Misalnya, di Padukuhan Gading 100 ternak, kemudian lainnya diungsikan ke belakang Kelurahan Glagaharjo maupun di Singlar.

"Pokoknya (jumlah kandang yang ada) cukup kira-kira untuk ungsikan ternak," ujar Suparmono.

Selain menambah titik lebih banyak, pihaknya juga memprioritaskan penanganan limbah ternak warga lebih baik dibanding sebelumnya.

Selain titik evakuasi, Mantan Panewu Cangkringan ini juga mengaku telah menyiapkan tempat minum sebagai kelengkapan kandang ternak.

Sementara itu, Lurah Glagaharjo, Suroto mengatakan, titik pengungsian ternak memang sebaiknya harus disiapkan lebih banyak.

Sebab, berkaca dari erupsi Merapi tahun 2020, ada masalah ketika seluruh ternak warga dievakuasi di belakang Kalurahan Glagaharjo. Masalahnya ada pada limbah ternak.

"Pengalaman di tahun 2020, ada masalah. Komplain dari masyarakat sekitar, kan banyak limbah. Jadi masalah. Lepas dari itu, tahun ini kami ambil manfaat. Kami kemarin dari kalurahan ambil kesempatan agar (ternak) geser saja ke atas (di Padukuhan Gading). Karena di atas bukan zona tidak aman, tapi aman. Pertimbangannya seperti itu, bukan karena apa-apa, tapi kita harus memikirkan warga sekitar, karena limbah," jelasnya.

Halaman
123

Berita Terkini