Benarkah Ada Gabungan Varian Delta dan Omicron? Ini Tanggapan WHO soal Temuan 'Deltacron'

Penulis: Tribun Jogja
Editor: Muhammad Fatoni
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi : mutasi virus corona

TRIBUNJOGJA.COM - Para ilmuwan French Pasteur Institute, Perancis sebelumnya menyebut sudah mengidentifikasi infeksi gabungan varian Delta dan Omicron.

Mereka juga yakin telah berhasil menemukan bukti kuat terkait gabungan kedua virus yang dijuluki 'Deltacron' ini.

Sekelompok ilmuwan tersebut juga menunjukkan data serta analisis, yang mengonfirmasi munculnya virus rekombinan atau gabungan yang diturunkan dari garis keturunan GK/AY.4 varian Delta, dan GRA/BA.1 varian Omicron.

Menanggapi temuan bukti awal terkait adanya gabungan Varian Delta dan Omicron, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menegaskan, pihaknya masih terus mengawasi segala potensi dari dua varian virus corona.

Baca juga: Update Covid-19 DI Yogyakarta 10 Maret 2022 : Tambah 1.288 Kasus, 1.373 Pasien Dilaporkan Sembuh

Baca juga: Indonesia Transisi Menuju Endemi Covid-19: Fase yang Harus Dilalui dan Indikator yang Harus Dipenuhi

WHO pun tengah melakukan berbagai penelitian agar lebih memahami tingkat keparahan dan penularannya, dari gabungan virus.

Dilansir dari Live Mint, Rabu (9/3/2022) Ahli Epidemiologi Penyakit Menular, Maria Van Kerkhove menuturkan, bahwa dirinya sudah menduga keberadaan gabungan dua varian virus.

Terlebih di tengah lonjakan kasus varian Delta dan Omicron yang signifikan.

Oleh karenanya, WHO kini sedang melacak dan mendiskusikan temuan itu.

Van Kerkhove pun mencatat sejauh ini belum ada perubahan yang diamati dalam tingkat keparahan dan penularannya disebabkan gabungan virus.

Ilustrasi varian baru Virus Corona (SHUTTERSTOCK/Lightspring)

Namun demikian, beberapa penelitian maupun pengujian terhadap virus masih dilakukan.

WHO juga sempat menyebut soal fenomena 'Deltacron', hanyalah sebuah istilah yang tidak mengartikan adanya infeksi gabungan Delta dan Omicron.

“Bahkan, yang kami pikirkan itu (deltacron) akibat pencemaran yang terjadi selama proses sequencing (pengurutan virus),” papar Van Kerkhove.

Kemudian dia mengonfirmasi kembali pernyataannya dengan mengatakan, kemunculan 'Deltacron' mungkin saja dapat terjadi ketika seseorang terinfeksi dengan varian SARS-CoV-2 yang berbeda.

Pimpinan teknis Covid-19 WHO itu juga mencontohkan adanya infeksi dua virus secara bersamaan atau koinfeksi, di mana orang yang terinfeksi influenza juga terpapar Covid-19 selama pandemi ini.

Temuan awal Deltacron

Halaman
12

Berita Terkini