Laporan Reporter Tribun Jogja, Ardhike Indah
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Gunung Merapi mengeluarkan 13 kali guguran lava pijar ke barat daya dengan jarak maksimal 1,8 Km, Sabtu (12/2/2022).
Hal tersebut terlihat dalam pengamatan selama enam jam oleh Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), mulai pukul 00.00-06.00 WIB.
Kepala BPPTKG, Hanik Humaida mengatakan, secara meteorologi, cuaca berawan dan mendung.
Baca juga: Akhir Cerita Pria Asal Tulungagung yang Cekoki Kucing Pakai Ciu, Dipenjara 3 Bulan
Angin bertiup lemah ke arah timur dan barat. Suhu udara 16-21 °C, kelembaban udara 74-99 %, dan tekanan udara 567-719 mmHg.
“Secara visual, gunung jelas, kabut 0-I, kabut 0-II, hingga kabut 0-III.
“Asap kawah bertekanan lemah teramati berwarna putih dengan intensitas sedang hingga tebal dan tinggi 10-50 m di atas puncak kawah,” paparnya.
Gempa guguran terjadi sebanyak 46 kali dengan amplitudo 3-40 mm berdurasi 17-117 detik.
Gempa hybrid/fase banyak terjadi satu kali dengan amplitudo 20 mm, S-P 0,6 detik berdurasi 10 detik.
“Tingkat aktivitas Gunung Merapi level III atau siaga,” bebernya.
Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya.
Cakupan potensi meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km.
Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km.
Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
Baca juga: Peringatan Dini Cuaca BMKG, Waspadai Hujan Lebat Disertai Angin Kencang dan Petir Siang Ini
Masyarakat diminta agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya.
Masyarakat perlu mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi serta mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar gunung.
“Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka status aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali,” jelasnya. (ard)