40. ”Cinta bukanlah seluruh kata-kata yang pernah ada, sebab rasaku padamu tak tentang kata."
41. ”Cinta bukan tentang siapa yang kita kenal paling lama, bukan yang datang pertama atau paling perhatian, tetapi tentang siapa yang datang dan tidak pergi."
42. ”Aku dan kamu seperti ikan yang meliuk-liuk dengan kepala dan ekor seolah tak berkaitan, kekasih. Dan seolah keduanya tak ada kaitannya dengan waktu."
43. “Puncak kangen paling dahsyat ketika dua orang tak saling telpon, SMS, BBM, tapi keduanya diam-diam saling mendoakan.”
44. “Tak ada lagi airmata yang dapat kau timba, Kekasih, karena sungguh rinduku padamu kini telah menyumur tanpa dasar.”
45. “Bahkan dalam banyak kepercayaan dan agama, hal yang musikal dianggap lebih awal dan lebih akhir ketimbang teks kata-kata maupun rupa.”
46. “Minta maaf, dengan segenap konsekuensinya, harusnya mudah dilakukan oleh siapapun yang belum beku.”
47. “Manusia hidup di zamannya. Sampeyan boleh saja hidup lama di luar negeri, tapi jangan sampai terlalu lama hidup di luar zaman.”
48. “Korupsi lebih atau setidaknya sama saja dengan membakar kitab suci, yaitu menghina esensi kitab suci. Tak ada ajaran maupun agama yang tak mengharamkan korupsi.”
49. “Orang hidup, termasuk saya, toh lebih sering memperhatikan wajah dan sifat-sifat orang lain ketimbang detail-detail selebihnya.”
50. “Sudah ribuan perang kujalani nak, tapi belum satupun perangku menjadi agung karena membela cinta.”
51. “Banyak orang pacaran, seabrek orang menikah, tapi cuma segelintir yang sempat mengalami cinta.”
52. “Luka ini bukan tentang darah, kekasih, tetapi segenap luka luarmu kini telah menjadi luka dalam yang sunyi.”
53. “Hidup itu seperti pergelaran wayang, dimana kamu menjadi dalang atas naskah semesta yang dituliskan oleh Tuhan mu.”
54. “Rindu dikalikan jarak sama dengan aku."
55. “Kenapa tisue bermanfaat, karena cinta tak pernah kemarau."
( Tribunjogja.com | Bunga Kartikasari )