25. “Ateis lebih tepatnya adalah orang-orang yang mengaku beragama dan bertuhan, tapi tindakannya korup. mereka tidak benar-benar bertuhan, mereka mengaku menuhankan Allah atau dengan apapun memberi nama, tetapi sejatinya mereka Tuhankan duit. Duit itu berbentuk. Padahal, konon, tuhan tidak berbentuk.”
26. “Sekuat kayu rasamala bahkan sekuat jatipun otot dagingmu, buat apa engkau main kayu dengan sesama. Ketimbang beradu rebut unggul, mending dengan sesama kita saling bersahabat.”
27. “Sesungguhnya hidup adalah tali-temali, utang rasa bagi siapa pun yang perasaannya masih bekerja."
28. “Sesungguhnya hidup adalah tal-temali, utang rasa bagi siapapun yang perasaannya masih bekerja.”
29. “Menjadi suami atau istri yang gagal kerap dinilai tak menjaga kehormatan keluarga besar.”
30. “Benar dan salah tentu ada. Tegakkanlah segitiga. Pada alas ada dua sudut, sudut benar dan sudut salah.”
31. “Kesenian yang baik biasanya merupakan biografi senimannya, biografi yang disamar-samarkan di sana sini.”
32. “Jangka waktu antara sanjungan dan umpatan demikian tipisnya. Manusia bisa pagi memuja, lalu sorenya mendamprat dengan berbagai hujatan.”
33. “Naskah sutradara kita tahu di depan, naskah Tuhan kita tahu di belakang.”
34. “Toh jagat di luar dan jagat di dalam sama saja. Siapa yang mengenal Tuhan akan mengenal dirinya. Siapa yang mengenal dirinya akan mengenal Tuhan.”
35. “Untuk menjaga perdamaian dunia, daripada repot-repot diskusi sana-sini tentang potensi konflik antar agama, antar ideologi, dan lain-lain, mending fokus ke soal rasio ketersediaan pangan dan jumlah warga dunia.”
36. “Sepi itu pesta jutaan kata, petasan dan kembang api dari cinta yang tak bersambut, Kekasih.”
37. “Sepi sebetulnya, cuma jutaan kata yang tak terucap dariku ke pintumu, Kekasih.”
38. ”Sunyi adalah setiap jalan yang kau susuri sendiri bersama kenangan."
39. “Cinta adalah ketika kuat kau rasakan kehadiran tuhan… dalam diri … kekasih.”