Kumpulan Kata

55 KUMPULAN Kata Sudjiwo Tejo yang Menyentuh Kalbu, Tentramkan Jiwa Rapuh

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sujiwo Tejo

TRIBUNJOGJA.COM - Kumpulan kata Sujiwo Tejo ini bisa Anda gunakan untuk menentramkan jiwa Anda yang sedang rapuh.

Mungkin Anda lelah melihat kehidupan? Maka tidak ada salahnya membaca sejumlah kata milik Sujiwo Tejo.

Memang, bahasanya terkesan simpel, tetapi memiliki makna mendalam menyentuh kalbu.

Siapa tahu, setelah membaca ini? Anda menjadi lebih bisa menerima hikmah kehidupan.

Biarkan hidup tetap berjalan sebagai mana mestinya. Kita sebagai umay manusia hanya perlu menapaki jalan yang sudah terpahat.

Berikut deretan kata-kata Sujiwo Tejo yang menentramkan hati:

1. ”Jangan pergi agar dicari, jangan sengaja lari agar dikejar. Berjuang tak sebercanda itu."

2. “Bagaimana kebiasaan akan kita ubah kalau kebiasaan itu sendiri sering tak kita sadari?"

3. “Menikah itu nasib, mencintai itu takdir. Kamu bisa berencana menikahi siapa, tapi tak dapat kau rencanakan cintamu untuk siapa."

4. “Bagaimana kebiasaan akan kita ubah kalau kebiasaan itu sendiri sering tak kita sadari?”

5. “Tangga menuju langit adalah kepalamu, maka letakkan kakimu diatas kepalamu. Untuk mencapai Tuhan injak-injaklah pikiran dan kesombongan rasionalmu.”

Baca juga: 60 KUMPULAN Kata Bijak untuk Diri Sendiri, Inspirasi Kalimat Persembahan Skripsi

6. “Kenapa aku suka senja? Karena negeri ini kebanyakan pagi, kekurangan senja, kebanyakan gairah, kurang perenungan.”

7. “Cintanya kepada sesama manusia cuma dalam rangka cintanya kepada Tuhan yang menciptakan manusia!”

8. “Jika kegagalan adalah sukses yang tertunda, berarti bisa kita harapkan kebohongan adalah jujur yang tertunda. Mengapa kalian pesimistis?”

9. “Sudah ribuan perang kujalani nak, tapi belum satupun perangku menjadi agung karena membela cinta.”

10. “Puncak kangen paling dahsyat ketika dua orang tak saling telepon, SMS, BBM, tapi keduanya dan saling mendoakan.”

Baca juga: 45 KUMPULAN Kata-kata Penyemangat Hidup, Bangkitkan Dirimu di Kala Patah Semangat

11. “Hidup di alam fana adalah hidup di alam sandiwara.”

12. “Bau sampah kulit udang bagiku lebih enak ketimbang bau orang yang sok bermoral padahal bajingan.”

13. “Cinta itu ga pake itung-itungan. Kalo udah mulai mikir "pengorbanan" itu namanya "kalkulasi”.”

14. “Banyak yang yakin bahwa mawar cuma tumbuh di tanah. Padahal mawar juga bisa tumbuh di hati.”

15. “Cinta ternyata penjara dengan jeruji kasih sayang, maka kau kerap menangis tanpa merasa di bui, kekasih.”

16. “Engkau kopi puncak malamku, kekasih, pahit dan kelam tanpa kusedu.”

Baca juga: 50 KUMPULAN Kata-kata Rindu, untuk Sampaikan Perasaanmu ke Si Dia Lewat WhatsApp

17. “Yang membekas dari lilin bukan lelehnya, kekasih, tapi wajahmu sebelum gelap.”

18. “Harusnya kesabaran itu seperti keinginan, tak ada batasnya. Yang bertapal batas cuma kebutuhan.”

19. “Proses sama pentingnya dibanding hasil. Hasilnya nihil tak apa. Yang penting sebuah proses telah dicanangkan dan dilaksanakan.”

20. “Intinya, bagimana sembahyang itu bisa mendorong seluruh hatimu untuk menolong orang lain. Itulah inti pergi ke masjid, gereja, wihara, kuil, dan sebagainya.”

21. “Apakah selama ini kita masuk ke dalam agama atau agama yang kita masukkan ke dalam diri kita?”

22. “Hidup luntang lantung bagai gelandangan di bawah pohon tapi hatinya penuh cinta.”

23. “Tahukah kamu orang yang paling tak berperasaan? Dia yang jauh dari kekasih di saat hujan, tapi tak menghasilkan puisi.”

24. “Jatuh hati tidak pernah bisa memilih. Tuhan yang memilihkan. Kita hanyalah korban. Kecewa adalah konsekuensi. Bahagia adalah bonus.”

25. “Ateis lebih tepatnya adalah orang-orang yang mengaku beragama dan bertuhan, tapi tindakannya korup. mereka tidak benar-benar bertuhan, mereka mengaku menuhankan Allah atau dengan apapun memberi nama, tetapi sejatinya mereka Tuhankan duit. Duit itu berbentuk. Padahal, konon, tuhan tidak berbentuk.”

26. “Sekuat kayu rasamala bahkan sekuat jatipun otot dagingmu, buat apa engkau main kayu dengan sesama. Ketimbang beradu rebut unggul, mending dengan sesama kita saling bersahabat.”

27. “Sesungguhnya hidup adalah tali-temali, utang rasa bagi siapa pun yang perasaannya masih bekerja."

28. “Sesungguhnya hidup adalah tal-temali, utang rasa bagi siapapun yang perasaannya masih bekerja.”

29. “Menjadi suami atau istri yang gagal kerap dinilai tak menjaga kehormatan keluarga besar.”

30. “Benar dan salah tentu ada. Tegakkanlah segitiga. Pada alas ada dua sudut, sudut benar dan sudut salah.”

31. “Kesenian yang baik biasanya merupakan biografi senimannya, biografi yang disamar-samarkan di sana sini.”

32. “Jangka waktu antara sanjungan dan umpatan demikian tipisnya. Manusia bisa pagi memuja, lalu sorenya mendamprat dengan berbagai hujatan.”

33. “Naskah sutradara kita tahu di depan, naskah Tuhan kita tahu di belakang.”

34. “Toh jagat di luar dan jagat di dalam sama saja. Siapa yang mengenal Tuhan akan mengenal dirinya. Siapa yang mengenal dirinya akan mengenal Tuhan.”

35. “Untuk menjaga perdamaian dunia, daripada repot-repot diskusi sana-sini tentang potensi konflik antar agama, antar ideologi, dan lain-lain, mending fokus ke soal rasio ketersediaan pangan dan jumlah warga dunia.”

36. “Sepi itu pesta jutaan kata, petasan dan kembang api dari cinta yang tak bersambut, Kekasih.”

37. “Sepi sebetulnya, cuma jutaan kata yang tak terucap dariku ke pintumu, Kekasih.”

38. ”Sunyi adalah setiap jalan yang kau susuri sendiri bersama kenangan."

39. “Cinta adalah ketika kuat kau rasakan kehadiran tuhan… dalam diri … kekasih.”

40. ”Cinta bukanlah seluruh kata-kata yang pernah ada, sebab rasaku padamu tak tentang kata."

41. ”Cinta bukan tentang siapa yang kita kenal paling lama, bukan yang datang pertama atau paling perhatian, tetapi tentang siapa yang datang dan tidak pergi."

42. ”Aku dan kamu seperti ikan yang meliuk-liuk dengan kepala dan ekor seolah tak berkaitan, kekasih. Dan seolah keduanya tak ada kaitannya dengan waktu."

43. “Puncak kangen paling dahsyat ketika dua orang tak saling telpon, SMS, BBM, tapi keduanya diam-diam saling mendoakan.”

44. “Tak ada lagi airmata yang dapat kau timba, Kekasih, karena sungguh rinduku padamu kini telah menyumur tanpa dasar.”

45. “Bahkan dalam banyak kepercayaan dan agama, hal yang musikal dianggap lebih awal dan lebih akhir ketimbang teks kata-kata maupun rupa.”

46. “Minta maaf, dengan segenap konsekuensinya, harusnya mudah dilakukan oleh siapapun yang belum beku.”

47. “Manusia hidup di zamannya. Sampeyan boleh saja hidup lama di luar negeri, tapi jangan sampai terlalu lama hidup di luar zaman.”

48. “Korupsi lebih atau setidaknya sama saja dengan membakar kitab suci, yaitu menghina esensi kitab suci. Tak ada ajaran maupun agama yang tak mengharamkan korupsi.”

49. “Orang hidup, termasuk saya, toh lebih sering memperhatikan wajah dan sifat-sifat orang lain ketimbang detail-detail selebihnya.”

50. “Sudah ribuan perang kujalani nak, tapi belum satupun perangku menjadi agung karena membela cinta.”

51. “Banyak orang pacaran, seabrek orang menikah, tapi cuma segelintir yang sempat mengalami cinta.”

52. “Luka ini bukan tentang darah, kekasih, tetapi segenap luka luarmu kini telah menjadi luka dalam yang sunyi.”

53. “Hidup itu seperti pergelaran wayang, dimana kamu menjadi dalang atas naskah semesta yang dituliskan oleh Tuhan mu.”

54. “Rindu dikalikan jarak sama dengan aku."

55. “Kenapa tisue bermanfaat, karena cinta tak pernah kemarau."

( Tribunjogja.com | Bunga Kartikasari )

Berita Terkini