Sebagai antisipasi ketika ada ledakan kasus seperti pertengahan tahun ini, pria yang akrab disapa Dokter Oki ini menyatakan, bahwa sampai saat ini jumlah tempat tidur yang disediakan tetap sama seperti jumlah di bulan Juni-Juli lalu.
Ada sekitar 344 tempat tidur biasa dan 24 ranjang ICU. Jumlah itu akan tetap dipertahankan sampai situasi benar-benar terkendali.
Sedangkan untuk mengantisipasi Omicron, penanganannya akan tetap sama seperti apa yang dilakukan ketika varian Covid-19 lainnya menyebar.
Mengenai tingkat keparahan varian Omicron, Oki yang juga Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Bantul menjelaskan, hal ini masih diteliti oleh lembaga kesehatan dunia.
Hanya saja sejauh ini yang terinfeksi varian Omicron adalah tanpa gejala dan gejala ringan.
"Sementara yang di Afrika dan Eropa, ditemukannya pada usia-usia dewasa muda. Hanya saja kita harus mewaspadai jika yang terinfeksi adalah dewasa muda dan ada kontak dengan lansia, di mana lansia mempunya komorbid, maka itu yang menyebabkan terjadinya tingkat risiko tinggi kematian pada lansia," jelasnya.
Baik dokter Oki maupun Bupati Bantul Abdul Halim Muslih, menyatakan bahwa sampai saat ini tidak ada masyarakat Bantul yang terpapar varian baru ini.
Antisipasi Gunungkidul
Objek wisata kini diperkenankan menerima pengunjung sebanyak 75 persen dari kapasitas keseluruhan. Aturan yang diberikan dari pusat ini turut berlaku selama libur Nataru ini.
Naiknya kuota kunjungan membuat potensi kerumunan meningkat. Namun Dinas Pariwisata (Dispar) Gunungkidul sudah mempersiapkan langkah antisipasi.
"Nanti akan ada screening (deteksi) akhir di lokasi wisata," ujar Sekretaris Dispar Gunungkidul, Harry Sukmono, Senin (20/12/2021).
Adapun deteksi awal dilakukan di Terminal Semin dan Rest Area Bunder, khususnya bagi bus wisata. Pengunjung akan diminta melengkapi syarat perjalanan, seperti sertifikat vaksin hingga mempersiapkan aplikasi PeduliLindungi.
Ketika tiba di lokasi wisata, deteksi dilakukan dalam bentuk pemantauan. Harry mengatakan pemantauan ini akan berkoordinasi dengan sejumlah pihak. Seperti tim Dalwas Pengendalian, Pengawasan Penegakan Hukum dan Search and Rescue (SAR).
Pemantauan terutama terkait dengan kepatuhan protokol kesehatan (prokes). Antara lain dalam penggunaan masker serta tidak berkerumun atau tetap menjaga jarak. Pemantauan ini dilakukan dalam bentuk patroli oleh petugas. Selain itu, imbauan rutin akan disampaikan petugas lewat pengeras suara.
Sekretaris Satuan Polisi Pamong Praja Gunungkidul, Sri Yudho Pramono mengatakan, pengawasan akan lebih diarahkan pada pendekatan persuasif. Pihaknya juga akan dibantu anggota SAR, khususnya di kawasan pantai.
Selain soal kepatuhan prokes, Tim Dalwas Gakkum Gunungkidul juga akan mengawasi agar pengelola wisata mematuhi jam operasional yang diperkenankan. Pengawasan turut dilakukan pada obkek wisata yang dikelola pihak swasta. "Termasuk antisipasi berbagai kejadian di obwis nantinya," urai Sri Yudho. (nto/alx)
Baca Tribun Jogja edisi Selasa 21 Desember 2021 halaman 01