Kuliner Nostalgia, Manisnya Gulali Jadul di Pasar Beringharjo

Penulis: Christi Mahatma Wardhani
Editor: Kurniatul Hidayah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Seorang pembeli membeli gulali jadul yang dijual oleh Jejen (38) di Pasar Beringharjo, Selasa (02/11/2021).

Laporan ReporterTribun Jogja Christi Mahatma Wardhani

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Permen adalah jajanan yang digemari anak-anak karena rasanya yang manis. Tetapi permen yang satu ini mungkin kurang familiar dikalangan anak-anak zaman sekarang.

Permen tersebut adakah gulali, permen jadul yang sudah ada sejak lama.

Meski sudah ada sejak puluhan tahun lalu, rupanya gulali masih eksis hingga saat ini. Nyatanya masih ada penjual gulali, salah satunya Jejen.

Pria berusia 38 tahun tersebut setiap harinya menjual gulali di Pasar Beringharjo setiap pukul 09.00 hingga 15.00.

Baca juga: Syarat PCR Dihapus, Jumlah Penumpang di Yogyakarta International Airport (YIA) Diharapkan Meningkat

Gerobak pikulnya diletakkan di dekat pintu keluar Pasar Beringharjo.

Sembari menunggu, ia mengambil sebuah tusuk bambu kemudian mencolek adonan gulali.

Ada dua warna gulali, yaitu coklat karamel dan merah muda. 

"Warna yang coklat itu warna asli gulanya, pakai gula merah kemudian direbus, sampai mengental seperti itu. Lalu yang warna satunya dikasih pewarna makanan," katanya saat ditemui di Pasar Beringharjo, Selasa (02/11/2021).

Perlahan-lahan warga Sayidan tersebut membuat sebuah bentuk.

Dengan lincah dan cepat sekuntum bunga nan cantik pun selesai dibuatnya.

Selain bunga, warga yang berjualan sejak 2008 tersebut bisa membuat bentuk lain. Seperti ayam jago, lingkaran, hingga naga.

Untuk bisa membuat berbagai bentuk gulali, ia harus belajar. Waktunya pun tidak singkat, perlu waktu satu bulan untuk mempelajarinya.

Baca juga: Kontingen Atlet Paralimpik DI Yogyakarta Berangkat ke Papua Hari Ini

"Yang ayam jago bisa bunyi kalau ditiup. Ya bikin macem-macem aja, nanti biasanya pembeli milih. Ada juga yang tidak dipajang, pernah bikin naga," ujarnya. 

Ia menyebut pandemi COVID-19 membuat dagangannya seret.

Ditambah lagi dengan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

Namun saat ini gulali bikinannya mulai laku, pasalnya wisatawan sudah berwisata.

"Sekarang sudah mulai normal, karena memang kebanyakan yang beli adalah wisatawan. Harapannya ya kondisi COVID-19 membaik, sehingga bisa normal kembali," tambahnya. (maw)

Berita Terkini