Jawa

Tak Bisa Jual Hasil Panen, Petani Sayur di Magelang Berikan 3 Ton Sayuran Gratis untuk Masyarakat

Penulis: Nanda Sagita Ginting
Editor: Gaya Lufityanti
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Relawan dan petani membersihkan sayuran sebelum diberikan ke masyarakat, Minggu (22/08/2021)

Laporan Reporter Tribun Jogja, Nanda Sagita Ginting

TRIBUNJOGJA.COM, MAGELANG - Sebanyak tiga ton sayuran yang dikumpulkan dari petani Magelang di empat Dusun yakni Sengi, Gerdu, Gogik, dan Sawit dibagikan secara gratis ke masyarakat.

Hal tersebut dilakukan, akibat rusaknya tanaman warga dampak abu gunung Merapi disertai harga jual sayuran di pasaran yang juga anjlok.

Petani Dusun Sengi, Kusmadi (43) menuturkan, dibagikannya hasil panen kepada warga secara gratis karena harga jual sayuran sangat rendah.

"Ini dibagikan kepada masyarakat  karena saat ini harga sayuran anjlok ditambah dampak abu Merapi kemarin. Akibatnya,  kalau dibandingkan dengan uang upah kepada pemanen, kami (petani) jadinya nombok banyak," ujarnya kepada Tribunjogja.com, pada Minggu (22/08/2021).

Baca juga: Harga Sayur Turun Terdampak Abu Gunung Merapi, Petani di Magelang Bagikan Sayuran Gratis

Ia menambahkan, penurunan harga sayuran di pasaran cukup signifikan.

Sehingga, membuat petani tidak bisa menikmati untung dari hasil tanamannya.

"Jauh sekali turunnya, sekarang sawi dihargai cuma Rp300 per kilogram padahal normalnya Rp2000 per kilogram. Kemudian, buncis hanya Rp500 per kilogram, padahal  agar petani bisa dapat untung minimal harganya Rp3000 per kilogram. Apalagi, ini (sayur) juga banyak yang sudah terkena abu, harganya pun pasti lebih murah lagi," ujarnya.

Sementara itu, ia pun berharap agar harga sayur bisa normal kembali.

Sehingga, para petani bisa bertahan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

"Selama pandemi harga sayur cenderung selalu turun. Apalagi, saat ini kondisi hasil panen juga terkena dampak abu Merapi, pastinya lebih sulit lagi. Harapan kami harga bisa pulih kembali untuk kesejahteraan petani," terangnya.

Baca juga: Cerita di Balik Viralnya Baliho Kepak Sayap Empon-Empon di Magelang, Terinspirasi Puan Maharani

Sementara itu relawan  Kremun Merapi, Kristiana Sri Rejeki mengatakan, masih banyak petani yang mengantre untuk dipanen hasil tanamannya.

"Para petani meminta kami untuk membantu memanen karena tidak ada biaya untuk mengupah. Masih banyak lahan pertanian yang belum sempat kami panen, karena tenaganya terbatas. Dari kemarin, kami (relawan) sudah bekerja,"terangnya.

Adapun, hasil pertanian dibagikan tak hanya terbatas  untuk masyarakat Magelang.

Namun, hasil pertanian juga diberikan kepada masyarakat Yogyakarta hingga Salatiga.

"Betul, kami bagikan kepada siapa saja. Mulai dari Pesantren, Gereja, Panti Asuhan, pengendara motor, hingga warga yang sedang isolasi mandiri. Rencananya kegiatan ini akan terus berlangsung untuk membantu para petani yang kesulitan," urainya. ( Tribunjogja.com )

Berita Terkini