Sementara sebelum pandemi menyerbu, Nan Kumar mengatakan omzetnya bisa Rp10 sampai Rp15 juta.
"Sekarang sebulan hanya Rp 60 juta, listriknya saja sebulan Rp 20 juta, belum gaji karyawan saya, pajak dan lainnya," imbuhnya.
Baca juga: Kasus penyebaran dan Kematian Meningkat, Dinkes Perkirakan Varian Delta Telah Masuk Kulon Progo
Dampak Karambol
Tak hanya Nan Kumar yang merasakan sulitnya mencari pendapatan harian. Para pemasok batik dan pakaian di Pasar Beringharjo juga sama halnya mengalami krisis terberat selama hidup.
Saiful Manaf satu dari sekian banyak pemasok pakaian di Pasar Beringharjo yang hingga kini belum kembali bekerja setelah tiga minggu mematuhi kebijakan pemerintah.
Setiap hari ia selalu memantau perkembangan Pasar Beringharjo melalui pelapak non sembako yang saat ini juga terpaksa libur.
"Setiap hari selalu mantau, berharap pasarnya bisa ramai kembali dan saya bisa kembali bekerja," jelas Saiful.
Ia mengaku masih ada beberapa barang yang belum terbayar oleh pedagang di pasar tersebut.
Sebetulnya sah-sah saja jika dirinya meminta pembayaran barang dalam waktu dekat.
"Pengennya ya nagih, tapi yang ditagih juga pastinya sama-sama gak ada pemasukan," jelas dia.
Pria asal Kabupaten Pekalongan itu berharap pemerintah serius menangani pandemi Covid-19 saat ini.
"Ya yang serius menanganinya. Biar kami bisa kembali kerja, bisa dagang lagi," pungkasnya. (hda)