Hari itu ulang tahunnya ke-56, 20 April 1945. Ada perayaan kecil di bunker bawah tanah, tapi nuansanya benar-benar suram.
Kehadiran para petinggi Nazi tetap tak menumbuhkan gairah. Ada Herman Goering, Goebbels, Himmler, von Ribbentrop, serta Martin Borman.
Laksamana Doenitz, Jodl, Keitel muncul menyampaikan ucapan selamat ke Hitler. Meski muram, Sang Fuhrer masih berusaha menguatkan diri.
Ia sangat percaya Tentara Merah akan hancur sebelum mencapai Berlin. Tapi tidak bagi para jenderal-jenderalnya.
Mereka tahu persis kondisi lapangan. Pasukan Rusia sudah tak bisa dibendung.
Mereka hampir menutup semua koridor keluar Berlin. Karenanya, para pemimpin militer menyarankan Hitler segera pindah ke pegunungan selatan.
Di sisa tenaganya, Hitler meminta pembentukan dua komando tempur di bawah Doenitz dan Kasselring di utara dan selatan Berlin.
Perintah yang tidak akan pernah terwujud selamanya. Perintah di atas kertas, yg diabaikan para jenderalnya secara diam-diam.
Malam sesudah perayaan ulang tahun, Himler dan Goering meninggalkan Berlin, membawa harta kekayaan dan keluarganya.
Himler ini komandan Gestapo, polisi rahasia Nazi.
Sementara Herman Goering adalah Menteri Angkatan Udara. Kepergian mereka disusul Menlu von Ribbentrop yang kabur jelang tengah malam.
Hari-hari kejatuhan itu makin nyata. Perintahnya kepada Steiner sangat jelas. Hitler meminta semua kekuatan SS yang tersisa dikerahkan.
Bahkan jika perlu merekrut anak-anak SS yang bisa ditemukan di mana saja.
Sembari memerintah, Hitler mengancam akan membuat perhitungan bagi siapa saja komandan yang tidak mau mengerahkan pasukannya.