Update Corona di DI Yogyakarta

Ditegur Sri Sultan HB X Soal Klaster Takziah, Pemkab Sleman Perketat Kegiatan Sosial di Masyarakat

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dukuh Plalangan Pandowoharjo Sleman, Jamaludin, (baju putih), sedang berjaga di pintu keluar- masuk kampung Plalangan. Akses jalan sementara dijaga ketat, untuk membatasi tamu yang datang, sebab muncul klaster Takziah di kampung tersebut.

"Peringatan Gubernur, langsung kami tindaklanjuti," ujar dia. 

Sejumlah warga padukuhan Plalangan, Pandowoharjo, Sleman menjalani pemeriksaan guna mendeteksi covid-19 di gedung SDN Nyaen II, kampung setempat, Senin (29/3/2021) (TRIBUNJOGJA.COM / Ahmad Syarifudin)

Diketahui, dua padukuhan di Kabupaten Sleman, tepatnya di Padukuhan Plalangan, Pandowoharjo, Sleman dan Padukuhan Blekik, Sardonoharjo, Ngaglik menjadi klaster penularan virus corona.

Kasus pertama yang muncul di dua padukuhan tersebut hampir sama, berawal dari takziah karena ada salah satu warganya yang meninggal dunia.

Saat ini, dua padukuhan dilakukan pembatasan atau lockdown, akses keluar dan masuk kampung pun dijaga ketat.

Baca juga: Sekda DIY Sebut Kerumunan Jadi Penyebab Utama Munculnya Klaster Penularan Baru di DI Yogyakarta

Baca juga: FAKTA-FAKTA Klaster Baru Covid-19 di Sleman, dari Takziah hingga 69 Orang Positif Virus Corona

Teguran Sri Sultan HB X

Sebelumnya, Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X melayangkan peringatan kepada Pemerintah Daerah (Pemda) Sleman agar tak lengah melakukan pengawasan kepada warganya hingga level Rukun Tetangga (RT).

"Saya hanya punya harapan bagaimana Sleman itu makin ketat. Mengetati dalam arti pengawasan untuk tidak berkerumun. Ya (Pemda Sleman dan masyarakat) sering seenaknya sendiri," terang Sri Sultan saat ditemui di Kompleks Kepatihan, (30/3/2021).

Raja Keraton Yogyakarta ini lantas meminta masyarakat untuk taat dalam menerapkan protokol kesehatan demi kebaikan mereka sendiri.

Segala aktivitas yang dapat mengundang kerumunan diminta untuk ditiadakan jika sifatnya tak mendesak.

Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X (TRIBUNJOGJA/ Yuwantoro Winduajie)

Sri Sultan HB X pun menyayangkan masih ditemuinya kegiatan-kegiatan berkerumun tanpa memperhatikan protokol kesehatan.

Bahkan kegiatan sengaja dilakukan secara sembunyi-sembunyi tanpa mengajukan surat izin dan rekomendasi dari posko satgas COVID-19 setempat.

"Tidak ada (acara) perkawinan, ada perkawinan ning didelikke (tapi sembunyi-sembunyi) gitu loh. Saya kira itu yang rugi masyarakat sendiri," terangnya.

( Tribunjogja.com )

Berita Terkini