Disdikpora DIY Siapkan Sekolah Tatap Muka di Masa Pandemi, Tak Ada Istirahat, KBM Hanya 3 Jam

Penulis: Ardhike Indah
Editor: Kurniatul Hidayah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kepala Disdikpora DIY, Didik Wardaya

Laporan Reporter Tribun Jogja, Ardhike Indah

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga DIY akan menyelenggarakan simulasi pembelajaran tatap muka untuk 10 sekolah.

Adapun 10 sekolah itu adalah SMA N 1 Pajangan Bantul; SMA N 1 Gamping, Sleman; SMA N 1 Sentolo, Kulonprogo; SMA N 9 Yogyakarta; SMA N 2 Playen, Gunungkidul; SMK N 1 Wonosari, Gunungkidul; SMK N 1 Yogyakarta; SMK N 1 Pengasih Kulonprogo; SMK N 1 Bantul; dan SMK N 1 Depok, Sleman.

Kepala Disdikpora DIY, Didik Wardaya menjelaskan, sebenarnya setiap sekolah di DI Yogyakarta sudah siap untuk melakukan pembelajaran tatap muka.

Baca juga: Pembelajaran Tatap Muka di Bantul Tunggu Instruksi Bupati

Akan tetapi, Disdikpora DIY akan menguji coba 10 sekolah terlebih dahulu sebelum tahun ajaran baru dimulai.

“Teknisnya, tentu kapasitas sekolah dikurangi hingga 50 persen, cara masuk siswa hingga durasi lama di sekolah juga ditentukan,” bebernya kepada Tribun Jogja, Jumat (19/3/2021).

Ia menjelaskan, selama masa uji coba, durasi siswa berada di sekolah juga hanya tiga jam dan terbagi menjadi dua shift, yakni jam 8-10 dan jam 9-12.

Ini dilakukan agar siswa shift satu tidak bertemu siswa shift dua. Otomatis, siswa tidak akan mendapatkan istirahat selama Kegiatan Belajar Mengajar (KBM).

Siswa yang datang bakal melewati jalur berbeda antara jalur masuk dan keluar.

“Nah, maka kantin tidak buka karena siswa tidak istirahat. Mereka juga diwajibkan menggunakan masker  dan tidak boleh makan atau melepas masker selama di sekolah,” ungkapnya lagi.

Gugus Covid-19 masing-masing sekolah bakal meminta siswa untuk segera pulang usai KBM selesai.

Mereka tetap boleh menunggu jemputan dengan protokol kesehatan (prokes) tetap. Namun, apabila sudah dijemput atau bisa pulang sendiri, mereka harus segera pulang.

Baca juga: HUT Ke-37 Kota Mungkid Kabupaten Magelang Bakal Diselenggarakan Secara Sederhana

Sehingga, tidak ada istilah siswa nongkrong di sekolah.

Menurut Didik, sekolah juga sudah memiliki data guru dan murid yang menggunakan angkutan umum, domisili hingga komorbid yang menyertai.

Dengan begitu, kewaspadaan sekolah akan meningkat dan bisa mengantisipasi pencegahan virus corona di institusi pendidikan.

“Kami coba dulu, setelahnya kami evaluasi. Semoga bisa berhasil dan tidak menimbulkan klaster baru,” tukas Didik. (ard)

Berita Terkini