Jumlah Pengungsi Gunung Merapi di Purwobinangun Sleman Terus Berkurang 

Penulis: Ahmad Syarifudin
Editor: Kurniatul Hidayah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Minggu (31/1/2021) sore ini, Gunung Merapi terpantau luncurkan awan panas sejauh 600 meter.

"Itu kecil sekali. Tidak besar. Dan langsung longsor," ujarnya.

Soal Ternak

Joko menilai, aktivitas vulkanik Gunung Merapi sejauh ini masih cukup aman.

Karena itu, pihaknya belum ada rencana untuk melakukan evakuasi terhadap ternak warga.

Meskipun, apabila ancaman bahaya semakin meluas dan memaksa ternak segera dievakuasi, kandang komunal di Sudimoro menurutnya sudah disiapkan. 

Beberapa bagian atap kandang saat ini rusak.

Joko mengaku sudah meminta kepada Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan segera mengajukan anggaran untuk perbaikan.

Begitu juga Organisasi Perangkat Daerah lainnya, diminta segera mengusulkan untuk penanganan erupsi Gunung Merapi. 

Baca juga: Perguruan Tinggi Swasta Harus Lebih Kreatif Meningkatkan Animo Pendaftar Selama Pandemi

Semisal, Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPKP) mengusulkan untuk menambah toilet portabel di barak pengungsian maupun perbaikan pada jalur-jalur evakuasi yang masih rusak.

Kemudian, Dinas Komunikasi dan informatika mengusulkan adanya pemasangan Wi-Fi di barak pengungsian.

Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana mendirikan tenda sebagai pos aduan perempuan dan anak.

Lalu, Dinas Perhubungan mengupayakan perbaikan lampu penerangan.

Baik yang ada di jalur evakuasi maupun di barak pengungsian warga.

Joko mengatakan, ada rapat masing-masing OPD untuk mengusulkan anggaran.

"Dalam waktu satu bulan ini, kami minta mengambil langkah-langkah (penanganan)," katanya.

Ia memastikan, tanggap darurat Merapi di Sleman sudah diperpanjang.

Adapun anggaran yang disiapkan untuk penanganan Merapi menggunakan pos Belanja Tak Terduga (BTT) sekitar Rp 30 miliar. (Rif)

Berita Terkini