Erupsi Gunung Merapi

BPPTKG: Deformasi Atau Penggembungan Tubuh Gunung Merapi Merosot, Menjadi 0,2 Cm Per Hari

Penulis: Maruti Asmaul Husna
Editor: Kurniatul Hidayah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Visual Gunung Merapi 20/1/2021

Laporan Reporter Tribun Jogja, Maruti Asmaul Husna

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Saat ini, aktivitas erupsi Gunung Merapi masih aktif terjadi dengan seringnya kejadian guguran dan awan panas guguran hingga jarak maksimum 1,8 km dari puncak kawah. 

Kendati demikian, seismisitas atau aktivitas kegempaan dan deformasi atau penggembungan tubuh Gunung Merapi mengalami hal sebaliknya.

Intensitas keduanya mengalami penurunan drastis sekitar dua pekan terakhir. 

Bahkan, Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) melaporkan pada Rabu (20/1/2021) pukul 00.00-24.00 WIB, laju rata-rata deformasi melalui pengamatan electronic distance measurement (EDM) Babadan sebesar 0,2 cm/hari (dalam 3 hari).

Baca juga: BREAKING NEWS: REKOR BARU, Tambahan 456 Kasus Baru di DI Yogyakarta Dilaporkan Hari Ini

Baca juga: Epidemiolog UGM: PSTKM Berlanjut, Satgas Covid-19 dan Relawan di Tingkat RT RW Harus Jalan

Sebelumnya, Kepala Seksi Gunung Merapi BPPTKG, Agus Budi Santoso mengatakan dalam laporannya pada Sabtu (16/1/2021), ada penurunan aktivitas seismik atau kegempaan dan deformasi Gunung Merapi yang cukup drastis. 

Agus menyebutkan, pada 1 Januari sampai dengan 7 Januari 2021 terjadi aktivitas kegempaan antara lain 541 VTB, 2.270 MP, 611 RF, 4 LF, 628 DG. Sementara, deformasi 15 cm/hari.

Sedangkan, pada 8 Januari sampai 14 Januari 2021 aktivitas kegempaan menurun menjadi 206 VTB, 794 MP, 1.044 RF, 0 LF, dan 171 DG. Adapun deformasi menjadi 6 cm/hari.

Agus juga menyebutkan, perubahan lainnya, energi dalam Gunung Merapi ini kini semakin kecil seiring panjangnya waktu erupsi yang terjadi. 

Kemarin, Rabu (20/1/2021) pukul 00.00-24.00 WIB, sebagaimana disebutkan sebelumnya, laju rata-rata deformasi menjadi tinggal sebesar 0,2 cm/hari (dalam 3 hari).

Adapun aktivitas kegempaan pada hari tersebut di antaranya, 14 awan panas guguran, 160 gempa guguran, 14 gempa hybrid/fase banyak, 10 gempa hembusan, dan 1 gempa tektonik. 

"Asap warna putih, intensitas sedang hingga tebal dengan ketinggian 200 m di atas puncak," ujar Kepala BPPTKG, Hanik Humaida dalam laporannya, Kamis (21/1/2021). 

Selain itu, lanjut Hanik, masih pada periode Rabu (20/1/2021) pukul 00.00-24.00 WIB teramati 13 kali awan panas guguran dengan jarak luncur maksimal 1.500 m ke arah barat daya. 

Teramati pula 64 kali guguran lava pijar dengan jarak luncur maksimal 1.000 m ke arah barat daya. 

Hanik menyatakan, status Gunung Merapi saat ini masih belum berubah, yakni siaga (level III).

Baca juga: UPDATE Covid-19 Kamis 21 Januari 2021 : Kasus Baru Bertambah 11.703, Total Kumulatif Jadi 951.651

Baca juga: Terkait Perpanjangan PSTKM di DI Yogyakarta, APPBI DIY Tunggu Juklak Resmi Pemerintah

Menurutnya, potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih sejauh maksimal 5 km.

Sedangkan, lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.

Hanik mengungkapkan, penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam KRB III direkomendasikan untuk dihentikan.

Selain itu, pelaku wisata agar tidak melakukan kegiatan wisata di KRB III Gunung Merapi termasuk kegiatan pendakian ke puncak Gunung Merapi.

"Masyarakat agar mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi. Jika terjadi perubahan aktivitas Gunung Merapi yang signifikan maka status aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali," tuturnya. (uti)

Berita Terkini