Sebanyak 21 Warga Gamelan Berbah Sleman Terserang Chikungunya, Diduga Nyamuk Bersarang di Sampah

Penulis: Christi Mahatma Wardhani
Editor: Kurniatul Hidayah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ilustrasi nyamuk penyebab chikungunya

Laporan Reporter Tribun Jogja Christi Mahatma Wardhani

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Sebanyak 21 warga Gamelan, Sendangtirto, Berbah, Sleman terserang Chikungunya.

Puluhan warga tersebut mengalami gejala yang sama, yaitu nyeri sendi, panas, dan bercak merah di permukaan kulit. 

Kepala Puskesmas Berbah, Hari Pratomo mengatakan pihaknya mendapat laporan dari relawan Tirto Rescue Berbah (TRB) pada 3 Januari lalu.

Awalnya gejala tersebut dirasakan oleh satu keluarga, namun kemudian dirasakan oleh warga lain. 

Baca juga: Ekonom UGM : Vaksinasi Covid-19 Baru Bisa Efektif Meningkatkan Ekonomi di Tahun 2022

Baca juga: Sleman Dapat Jatah Vaksin Covid-19 Paling Banyak di DI Yogyakarta, Ini Penjelasannya

"Keluhan pertama sekitar seminggu lalu. Rentang usianya (warga terserang Chikungunya) adalah 30 hingga 60 tahun. Total ada 21 warga yang mengalami gelaja sama, sampai saat ini kondisi sudah membaik," katanya, Selasa (05/01/2021).

Menindaklanjuti laporan tersebut, pihaknya bersama Panewu Berbah langsung melakukan penyelidikan epidemiologi, guna pengamatan Angka Bebas Jentik (ABJ).

Hasilnya tidak ditemukan jentik-jentik di dalam bak kamar mandi dan penampungan air. 

Namun demikian, pihaknya menemukan sampah plastik berserakan dan banyak tumbuhan kering yang dapat menjadi tempat persembunyian nyamuk di lingkungan tersebut. 

Pihaknya kemudian melakukan edukasi kepada masyarakat agar tetap menjaga kebersihan rumah dan lingkungan.

Selain itu, warga juga diminta untuk gencar melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN).

"Warga juga bisa menghindari gigitan nyamuk dengan obat anti nyamuk, baik oles maupun semprot. Dalam waktu dekat kami akan lakukan fogging. Rencananya akan dilakukan dua kali (fogging),"terangnya. 

Baca juga: Pemprov Jawa Tengah Beli GeNose C19 untuk Digunakan di Fasilitas Kesehatan

Baca juga: Belum Mendapat Kepastian Kuota, Pemkot Yogyakarta Masih Menunggu Hasil Validasi Vaksin Covid-19

Terpisah, Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, Dulzaini mengimbau agar masyarakat yang mengalami gejala sama untuk segera memeriksakan diri ke puskemas.

Sebab penangannya bisa lebih cepat. 

"Chikungunya itu seperti DBD, disebabkan oleh nyamuk. Gejalanya juga mirip, tetapi tidak sampai menyebabkan wabah seperti DBD, dan penyembuhannya relatif lebih cepat. Sehingga warga yang mengalami gejala sama bisa langsung ke puskemas,"tambahnya. 

"Resiko kematiannya (chikungunya) juga lebih kecil dari DBD, bahkan termasuk kasus yang jarang terjadi di Sleman,"tutupnya. (maw)

Berita Terkini