"Dusun Tunggularum masuk Wonokerto. Gitikerto itu ada Tritis sama Ngandong. Untuk Purwobinangun itu Turgo sampe Ngepring. Kami sosialisasikan terus supaya selalu siap,"lanjutnya.
Dalam sosialisasi tersebut, pihaknya juga mengoptimalkan Desa Tangguh Bencana (Destana).Dengan begitu, ketika BPPTKG memutuskan untuk memperluas jarak aman, warga di sisi Barat sudah siap.
Selain mempersiapkan warga, pihaknya juga telah mempersiapkan barak pengungsian. Untuk kebutuhan dasar, ia menyebut barak dalam kondisi siap.
"Kebutuhan dasar seperti alas tidur, air, air untuk MCK, peralatan dapur umum sudah tersedia. Tetapi belum ada penyekatan,"ujarnya.
Tak hanya barak pengungdian, pihaknya juga telah berkoodinasi dengan beberapa sekolah yang nantinya akan dimanfaatkan sebagai barak pengungsian.
Untuk biaya penanganan selama tanggap darurat bencana Merapi, anggaran yang digunakan adalah Biaya Taka Terduga (BTT). Ia menyebut masih ada sekitar Rp30 miliar anggaran yang bisa dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan pengungsian.
"Serapannya baru sekitar Rp6 atau Rp7 miliar. Masih cukup,"tambahnya. ( TribunJogja.com | Uti| Maw )